Pengguna QRIS Tap Tembus 47,8 Juta, Transaksi Digital Kian MelejitKumparan | 19 Juni 2025 4:00 WIB
Penggunaan fitur terbaru dari sistem pembayaran QRIS, yakni QRIS Tap atau dikenal juga sebagai QRIS tanpa pindai kode, menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat hanya dalam waktu kurang dari dua bulan sejak diluncurkan pada Maret 2025.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan bahwa per 6 Juni 2025, jumlah pengguna QRIS Tap telah mencapai 47,8 juta, melonjak tajam dari posisi April yang sebanyak 20,8 juta pengguna. Tak hanya itu, jumlah pedagang atau merchant yang menyediakan layanan ini juga meningkat signifikan.
"Saat ini, posisi 6 Juni belum genap 2 bulan meningkat 275 kali. Jadi jumlahnya merchant saat ini mencapai 648.034 merchant," kata Filianingsih dalam konferensi pers, Rabu (18/6).
Bank Indonesia tidak ingin pertumbuhan ini bersifat sesaat. Filianingsih menuturkan bahwa pihaknya bersama industri akan terus menggencarkan kampanye dan edukasi agar pemanfaatan QRIS Tap makin meluas ke seluruh lapisan masyarakat.
"Jadi kita perkuat awareness masyarakat agar mereka paham ada fitur yang namanya QRIS Tap," katanya.
Edukasi juga akan difokuskan pada para pelaku usaha. Untuk itu, BI menyiapkan pelatihan bertajuk training for trainers, termasuk menyasar merchant di wilayah pelosok. Dalam waktu dekat, penggunaan QRIS Tap juga akan dikembangkan ke berbagai moda transportasi agar lebih inklusif.
Tren pertumbuhan QRIS Tap ini sejalan dengan lonjakan transaksi ekonomi dan keuangan digital nasional. BI mencatat, pada Mei 2025 terjadi 3,93 miliar transaksi digital, tumbuh 27,88 persen (yoy). Volume transaksi melalui aplikasi mobile dan internet masing-masing naik 29,32 persen dan 7,54 persen.
Sementara itu, transaksi menggunakan QRIS mengalami lonjakan yang sangat tinggi, tumbuh 151,70 persen (yoy), didorong oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant.
Dari sisi infrastruktur, sistem BI-FAST mencatat 393,73 juta transaksi atau naik 45,45 persen (yoy), dengan nilai mencapai Rp 969,43 triliun. Sedangkan sistem nilai besar BI-RTGS memproses transaksi senilai Rp 14.450,03 triliun, meski volumenya turun 6,08 persen dibanding tahun lalu.
Dalam hal pengelolaan uang tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 10,10 persen (yoy) menjadi Rp 1.143,09 triliun pada Mei 2025, menunjukkan kebutuhan uang fisik masih terjaga meskipun tren digitalisasi terus menguat.