Peneliti menemukan cara memprediksi kematian seseorang melalui tinja. Tim dokter yang dipimpin oleh Alexander de Porto dari University of Chicago dan University of Amsterdam, menciptakan sebuah indeks penanda dalam tinja pasien yang membantu memperkirakan risiko kematian dalam 30 hari.


Mereka menyebut indeks tersebut metabolic dysbiosis score (MDS). Indeks ini digunakan untuk menyelamatkan pasien kritis yang dirawat di ICU. Meski hasil penelitian ini memerlukan studi dan validasi lebih lanjut, peneliti menyatakan temuannya sangat menjanjikan sebagai alat diagnosis masa depan.


"Temuan ini menunjukkan bahwa gangguan metabolik di usus, yang diukur melalui MDS, berpotensi menjadi biomarker untuk mengidentifikasi pasien kritis yang memiliki risiko kematian lebih tinggi," kata Alexander dikutip dari Science Alert, Kamis (19/6/2025).


"Ini menekankan pentingnya metabolit yang berasal dari usus sebagai faktor independen dalam ketahanan tubuh, sekaligus membuka jalan bagi pengobatan yang lebih presisi," sambungnya.


Pasien kritis di ICU seringkali mengalami penyakit parah seperti sepsis dan gangguan pernapasan akut, tapi kondisi ini tidak selalu berkembang dengan cara yang sama. Keragaman ini menjadi tantangan besar dalam upaya perawatan pasien.





Peneliti berpendapat hal tersebut bisa diatasi dengan mengidentifikasi ciri atau karakteristik spesifik yang bisa ditargetkan untuk pengobatan, alih-alih langsung menyerang seluruh penyakit sekaligus. Pasien kritis sering mengalami penurunan keberagaman mikrobiota usus, serta perubahan kadar metabolit yang dihasilkan mikrobioma.



Penelitian dilakukan terhadap dysbiosis, ketidakseimbangan mikrobioma usus pada pasien kritis sebagai karakteristik yang mungkin dapat ditangani secara medis.


Mereka meneliti tinja dari 196 pasien yang mengalami gagal napas atau syok yang mempengaruhi organ. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 147 pasien kelompok pelatihan dan 49 kelompok validasi.


Mereka menggunakan sampel tersebut untuk mengembangkan MDS, berdasarkan konsentrasi dari 13 jenis metabolit tinja yang berbeda. Hasilnya menunjukkan peluang yang menjanjikan untuk penelitian lanjutan.


"Skor MDS menunjukkan kinerja yang baik dalam memprediksi angka kematian pada kelompok pelatihan pasien ICU medis, dengan akurasi 84 persen, sensitivitas 89 persen, dan spesifisitas 71 persen," kata peneliti.


"Namun, pada kelompok validasi, meskipun menunjukkan tren yang serupa, hasilnya tidak mencapai signifikansi statistik, kemungkinan besar karena ukuran sampel yang lebih kecil. Temuan ini menunjukkan potensi menjanjikan dari MDS, namun juga menekankan perlunya validasi lebih lanjut terhadap kemampuan prediksi dan penerapannya secara umum pada kelompok pasien lain sebelum bisa digunakan secara luas," tandasnya.













Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.