Berapa Banyak Emas yang Ada di Bumi?Kumparan | 19 Juni 2025 13:01 WIB
Emas adalah logam berat dan salah satu unsur paling langka di Bumi, terbentuk di luar angkasa saat bintang neutron bertabrakan. Namun, seberapa langka emas di Bumi, dan berapa banyak emas yang di dunia saat ini?
Untuk menjawab semua itu, hal yang perlu dilakukan adalah dengan mulai menghitung jumlah emas yang telah ditambang manusia hingga saat ini. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan bahwa sepanjang sejarah, manusia telah mengekstraksi sekitar 206.00 ton emas dari batuan dan sungai, di mana sebagian besarnya dipakai untuk membuat perhiasan.
Perkiraan ini jauh lebih kecil daripada estimasi yang dikeluarkan oleh World Gold Council yang menyebut ada sekitar 238.391 ton emas yang sudah ditambang hingga sekarang. Sekitar 45% dari emas tersebut digunakan untuk membuat perhiasan, 22% disimpan dalam bentuk koleksi emas batangan dan koin, serta 17% disimpan di bank sentral.
Kendati manusia telah menambang sebagian besar emas dari kerak Bumi, tapi masih ada cadangan yang tersisa. Laporan USGS Mineral Commodity Summaries terbaru untuk emas menemukan bahwa masih ada sekitar 70.550 ton emas yang tersimpan dalam endapan di seluruh dunia. Emas-emas layak diekstraksi menjadi perhiasan atau lainnya.
Beberapa negara dengan cadangan emas terbesar yang belum dimanfaatkan termasuk Rusia, Australia, dan Afrika Selatan. Hebatnya, justru China yang mengekstraksi dan membawa lebih banyak emas ke pasar pada 2024 ketimbang negara mana pun.
Para ahli membedakan antara cadangan atau bagian dari endapan bijih emas yang dapat ditambang secara ekonomis, dan sumber daya yang merupakan endapan bijih emas. Menurut World Gold Council yang mengambil datanya dari konsultan rise Metals Focus, cadangan emas global berjumlah 60.370 ton, sementara sumber daya emas diperkirakan berjumlah sekitar 145.626 ton.
Perbesar
Suasana tambang emas Freeport Foto: REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto
Secara keseluruhan, estimasi USGS dan World Gold Council menunjukkan terdapat sekitar 277.000 hingga 299.000 ton emas pada objek manusia dan endapan kerak bumi yang diketahui. Namun, angka ini masih belum pasti. Terlebih, sebagian besar emas di Bumi tidak berada dalam endapan terkonsentrasi atau beredar di atas tanah.
Menurut University of California, Berkeley, bercak-bercak kecil dan bongkahan emas yang tak layak diekstraksi banyak tersebar di seluruh kerak Bumi, serta partikel-partikel tersebut tersebar luas di air laut dan batuan beku. Konsentrasi emas di kerak Bumi sekitar 4 bagian per miliar, atau 0,0004 gram per metrik ton, jadi semua partikel di kerak Bumi jika digabungkan kemungkinan beratnya mencapai 441 juta ton, menurut The Royal Mint.
Kalau ini terdengar seperti cadangan emas yang sangat banyak, menurut para ahli, jumlah tersebut justru hanya sebagian kecil dari apa yang sebenarnya dimiliki Bumi. Jumlah emas di kerak Bumi sangat kecil dibandingkan dengan jumlah yang tersimpan di inti planet, yang menurut para ahli geologi menyimpan 99% emas dunia, cukup untuk melapisi planet ini dengan emas setebal 0,5 m.
Menurut Chris Voisey, ahli geologi deposit bijih dan peneliti di Monas University of Australia, ketika Bumi terbentuk, sebagian besar emas yang tersedia tenggelam ke inti planet karena kepadatannya.
“Pertimbangkan bahwa 99,5% massa Bumi terbentuk saat benda-benda masih cair dan dapat dibedakan berdasarkan kepadatannya (jadi emas akan tenggelam ke inti),” kata Voisey.
“Sisanya, 0,5% mendarat di Bumi dan selama “Late Heavy Bombardment”, periode antara 4,1 miliar hingga 3,8 miliar tahun lalu saat Bumi dihantam keras oleh meteorit. 0,5% itu mengandung emas yang ditemukan oleh ahli geologi dan penjelajah sumber daya di bebatuan dan terkonsentrasi sebagai endapan bijih saat ini.”
Sejak peristiwa Late Heavy Bombardment, jumlah emas di Bumi tidak banyak berubah, dengan sedikit tambahan dari luar angkasa. Emas yang sebelumnya memang sudah ada di Bumi dapat pindah oleh proses geologi yang menciptakan endapan bijih.
Mengingat begitu banyak emas Bumi berada di inti dan konsentrasinya sangat bervariasi di kerak, Voisey bilang mustahil para peneliti dapat mengukur secara akurat jumlah emas yang ada di Bumi, termasuk menentukan secara tepat berapa banyak emas yang belum ditemukan manusia.