Berdasarkan hipotesis Bumi, kandungan unsur-unsur dan ketebalan lapisan Bumi berbeda-beda. Antara geologi satu dengan lainnya memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai struktur lapisan Bumi.
Pembagian struktur lapisan Bumi mulai dimulai dari bagian luar ke arah dalam, terdiri atas kerak Bumi, selimut yaitu litosfer, astenosfer, mesosfer, dan inti Bumi atau barisfer.
Litosfer bersifat keras-padat, terdiri dari kerak dasar samudra dan kerak benua. Astenosfer atau mantel bersifat lunak, dan barisfer atau inti bumi bersifat cair-pijar.
Masing-masing struktur lapisan bumi ini memiliki ketebalan yang berbeda-beda.
Dikutip dari buku Geografi SMA dan sumber-sumber lainnya, struktur lapisan bumi dalam 3 bagian besar, yaitu kerak bumi, selimut, dan inti bumi. Berikut penjelasannya!
Struktur Lapisan Bumi pertama adalah kerak bumi yang menempati bagian paling atas Bumi. Tebal lapisan ini tidak sama di semua tempat. Secara garis besar, di atas benua tebalnya berkisar 20-50 km, sedangkan di bawah dasar laut hanya sekitar 10-12 km.
Pada lapisan ini banyak mengandung silisium, aluminium, dan magnesium. Selain itu, lapisan ini dibagi lagi menjadi 2 lapisan, yaitu:
Disebut lapisan granitis karena materi yang menyusunnya kebanyakan berupa batuan granit. Lapisan ini tidak ditemukan di semua tempat.
Kebanyakan lapisan basaltis tersusun dari materi basalt yang bersifat basa karena mengandung silisium rendah, dengan densitas atau kepadatan yang lebih besar. Letaknya di bawah lapisan granitis pada kedalaman 30 - 50 km.
Struktur lapisan Bumi ini menempati bagian bawah kerak bumi. Umumnya dibagi atas 3 bagian, yaitu:
Letaknya paling atas dari selimut bumi. Litosfer terdiri dari materi berwujud padat dengan tebal 50 - 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, sering pula disebut lempeng litosfer, yang mengapung di atas materi agak kental yakni astenosfer.
Litosfer kaya akan SiO2, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat. Memiliki suhu dingin, membentuk lempeng-lempeng yang kaku, bergerak di atas astenosfer yang lebih cair.
Arus Konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas, membuat lempeng-lempeng dapat bergerak, sehingga dapat menimbulkan getaran yang terjadi di permukaan Bumi.
Astenosfer berasal dari bahasa Yunani, aesthesis yang berarti lemah dan sphere yang berarti lapisan/bulatan. Struktur lapisan ini berupa lapisan di bawah litosfer, berwujud kental dengan tebal sekitar 100 - 400 km.
Terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 derajat Celcius. Astenosfer adalah campuran dari berbagai bahan bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu tinggi.
Lapisan ini kaya dengan silisium, aluminium, dan magnesium, dikenal dengan magma. Wujud cairan magma lebih kental dari cairan aspal, semisolid, dan dapat mengalir. Astenosfer mengalir akibat suhu yang tinggi, dan tekanan yang terjadi sepanjang waktu.
Wujudnya padat dengan tebal sekitar 2.400 sampai 2.750 km terletak di bawah astenosfer, kaya dengan silisium dan magnesium. Lapisan ini merupakan terbesar selubung bumi. Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer.
Struktur lapisan bumi selanjutnya yaitu barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian Bumi yang paling dalam tersusun atas lapisan nife (niccolum atau nikel dan ferum atau besi).
Lapisan ini dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam, berikut penjelasan:
Inti luar adalah inti Bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.900 derajat Celcius.
Inti adalah inti Bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4.800 derajat Celcius, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.
Demikian struktur lapisan bumi. Semoga dapat bermanfaat untuk detikers!