Sepakbola Italia kembali dalam sorotan usai terhenti di 16 besar Euro 2024. Eks allenatore Gli Azzurri Antonio Conte belum mau menyebut Italia alami krisis.

Italia tersingkir di babak 16 besar Euro 2024 lalu usai kalah 0-2 dari Swiss. Padahal di atas kertas, pasukan Luciano Spalletti relatif lebih diunggulkan.

Namun kenyataan di lapangan berbicara lain, Swiss sukses meredam Italia. Italia buntu dan kesulitan menciptakan ancaman untuk lawannya, yang kemudian disingkirkan Inggris di perempatfinal itu.

Hasil ini kembali mengangkat anggapan bahwa sepakbola Italia krisis dan tertinggal dari para rival besar di Eropa. Meski datang ke Euro 2024 sebagai juara bertahan, Italia juga punya riwayat gagal lolos ke dua Piala Dunia terakhir.

Conte, yang melatih Italia pada 2014-2016, menilai anggapan itu tak sepenuhnya benar. Italia memang agak tertinggal, tapi menyebutnya krisis dirasa terlalu dramatis.

"Ini setengah benar, karena musim lalu, atau dua tahun lalu, satu klub Italia mencapai final (Liga Champions)," ujar pelatih Napoli ini kepada Rai Sport.

"Musim lalu juga, kita mencapai final di Liga Europa dan Conference. Plus, ada seorang pelatih Italia (Ancelotti) di final Liga Champions kemarin, sebagaimana di musim sebelumnya. Ini jelas bukan melawan tren."

"Isu-isu semacam ini selalu muncul saat ada kekecewaan di Piala Dunia atau Euro. Kita sudah menjalani situasi semacam ini sejak lama, tapi ketika hal-hal berjalan baik, kita pura-pura tidak ada masalah."

"Selalu begini. Jadi kita perlu membiasakan diri. Kalau kita mau mencari solusi, kita perlu melakukannya dalam masa baik maupun buruk," cetusnya.