GridHealth.id -Maltodextrin adalah zat aditif yang sering digunakan dalam makanan dan minuman olahan.

Bahan ini berasal dari pati, seperti jagung, beras, atau kentang, yang dipecah menjadi molekul-molekul kecil dengan proses hidrolisis.

Meskipun sering digunakan karena sifatnya yang mudah dicerna dan kemampuannya untuk memperbaiki tekstur dan umur simpan produk, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan terkait dengan konsumsi maltodextrin.

Bahaya Kandungan Maltodextrin

1. Peningkatan Kadar Gula Darah

Maltodextrin memiliki indeks glikemik yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada gula meja.

Ini berarti konsumsi maltodextrin dapat menyebabkan lonjakan cepat kadar gula darah.

Hal ini berbahaya terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang memiliki risiko tinggi untuk mengembangkan diabetes.

2. Masalah Pencernaan

Konsumsi maltodextrin dalam jumlah besar dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan diare.

Ini terjadi karena maltodextrin dapat berfermentasi di usus besar, menghasilkan gas dan menyebabkan gangguan pencernaan.

3. Menurunkan Kesehatan Usus

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa maltodextrin dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus.

Ini dapat mengurangi populasi bakteri baik seperti Lactobacillus, yang penting untuk kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.

Ketidakseimbangan mikrobiota usus ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan.

4. Peningkatan Risiko Penyakit Radang Usus

Maltodextrin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn.

Ini karena maltodextrin dapat mempengaruhi lapisan usus dan meningkatkan peradangan, yang merupakan faktor utama dalam penyakit-penyakit ini.

5. Penambahan Berat Badan

Maltodextrin sering ditemukan dalam makanan olahan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.

Konsumsi makanan ini secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

6. Reaksi Alergi

Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap maltodextrin, terutama jika berasal dari sumber tertentu seperti gandum.

Gejala alergi dapat berupa ruam, gatal-gatal, dan gangguan pernapasan.

7. Potensi Toksisitas

Proses produksi maltodextrin sering kali melibatkan bahan kimia seperti asam klorida.

Meskipun residu bahan kimia biasanya berada dalam batas aman, ada kekhawatiran tentang potensi toksisitas jangka panjang dari paparan bahan kimia ini, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Kesimpulan

Meskipun maltodextrin banyak digunakan dalam industri makanan karena sifatnya yang menguntungkan, penting bagi konsumen untuk menyadari potensi bahaya yang terkait dengan konsumsi zat ini.

Mengonsumsi makanan alami dan tidak olahan serta membaca label makanan dengan cermat dapat membantu mengurangi paparan terhadap maltodextrin dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Baca Lebih Lanjut
Apa Itu Sodium Dehydroacetate yang Ada di Roti, Ini Fakta Ilmiahnya
Detik
Makanan lokal bergizi asal terjaga kualitas lingkungannya
Antaranews
Kandungan Makan Siang Sehat untuk Anak Sekolah yang Disarankan Dokter Anak
Cynthia Paramitha Trisnanda
Mau Panjang Umur Seperti Orang Jepang? Rajin Konsumsi 8 Makanan Ini
Detik
Sering Mengonsumsi 5 Makanan Ini Ternyata Bikin Pikun Dini, Gorengan Tempati Posisi Pertama
Muji Lestari
7 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Jantung, Lezat dan Mudah Didapatkan
Detik
Benarkah Bengkoang adalah Obat Asam Lambung? Banyak Kandungan Nutrisinya
Ratnaningtyas Winahyu
15 Manfaat dan Kandungan Nutrisi Paprika Bagi Kesehatan, Tak Cuma Punya Rasa Pedas, Ternyata Ini
Ngurah Adi Kusuma
12 Jenis Makanan yang Memicu Penyakit Ginjal
Sindonews
8 Makanan yang Lebih Sehat Dikonsumsi Keesokan Harinya
Sindonews