Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) masih menjadi perhatian publik.
Banyaknya kasus GGK pada usia anak menjadi hal serius yang perlu diperhatikan para orang tua.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengungkapkan sejumlah gejala gagal ginjal kronis (GGK) pada anak yang perlu diwaspadai orang tua.
"Gejalanya seperti demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah), produksi urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), warna urine berubah menjadi pekat atau kecoklatan," ungkap Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina, Rabu (14/8).
Terkait penanganan GGK pada anak di Kota Surabaya, Nanik menuturkan jika pihaknya mengacu pada tatalaksana sesuai indikasi dan dilakukan rujukan ke Fasilitas Kesehatan tingkat Lanjut (FLTL) sesuai ketentuan. Seperti di RSUD Dr. Soetomo, RSUD Dr. Moh. Soewandhie dan RS Al-Irsyad.
Nanik lantas menjelaskan bahwa penyakit GGK terjadi lantaran adanya beberapa faktor yang mempengaruhi. Di antaranya, memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga atau kelainan ginjal bawaan sejak lahir.
Selain itu, GGK juga dipengaruhi adanya infeksi pada ginjal, sindrom nefrotik (adanya protein dalam urine), serta pernah mengalami kekurangan cairan dehidrasi berat.
"Anak-anak yang mengalami obesitas, hipertensi dan diabetes melitus ditambah dengan gaya hidup dan pola makan tidak sehat. Sering mengkonsumsi minuman manis kemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang dan tidak terkontrol juga bisa meningkatkan risiko mengalami GGK," terangnya.
Nanik mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan epidemiologi apabila ditemukan kasus gagal ginjal yang berasal dari laporan masyarakat dan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes).
"Kita juga tengah melakukan meningkatkan kewaspadaan penyakit gagal ginjal pada anak melalui pengamatan dan deteksi dini dalam kegiatan Bindu PTM pada masyarakat, sekolah, Poskestren, dan pada kegiatan Bindu Jirona (Jiwa, Rokok dan NAPZA)," ujar Nanik.
Lanjut Nanik, pemantauan kepada masyarakat Kota Pahlawan juga melibatkan KSH sehingga bisa menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang berisiko.
"Pemantauan kondisi pasien dan keluarga yang berisiko dibantu oleh KSH setempat," ungkap Nanik.
Selain itu, Nanik mengingatkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan menghindari penggunaan obat nyeri secara berlebihan tanpa pengawasan dokter.
Dia juga meminta masyarakat agar segera melakukan rujukan ke Fasilitas Kesehatan tingkat Lanjut (FLTL) maupun Rumah Sakit (RS) apabila ditemukan beberapa gejala.
Sejauh ini Nanik mengungkapkan, kasus GGK pada anak hanya dialami oleh satu orang dan sudah menjalani perawatan hemodialisa. Sisanya, kasus GGK di Kota Surabaya masih didominasi usia dewasa.
"Berdasarkan data diagnosis ICD X di Faskes Kota Surabaya sampai dengan bulan Juni 2024 menunjukkan bahwa kasus GGK sebanyak 308 kasus. Tetapi, kasus GGK pada kelompok usia remaja di bawah 17 tahun sebanyak satu kasus dan telah menjalani perawatan hemodialisa," tandasnya.
Baca Lebih Lanjut
Dinkes Kota Surabaya libatkan KSH cegah gagal ginjal pada anak
Antaranews
Waspada Kebiasaan Nongkrong Bisa Picu Gagal Ginjal, Kok Bisa?
BASRA (Berita Anak Surabaya)
Anak Jangan Sering Makan-Minum Manis, Dokter Ingatkan Risiko Gagal Ginjal Kronis
Detik
Risiko Membiarkan Anak ke Toilet Umum Sendirian, Orangtua Wajib Waspada
Diah Puspita Ningrum
Pola Hidup Sehat Dapat Cegah Gejala Hepatitis pada anak
Sindonews
Rekomendasi Makanan untuk Penderita Asam Lambung Kronis, Pilihan Sehat untuk Mengurangi Gejala
Ratnaningtyas Winahyu
Pakar sebut diare yang tak tertangani bisa berujung gangguan ginjal
Antaranews
Viral Isu Ramai Cuci Darah karena Konsumsi Gula pada Anak-anak, Dokter Spesialis Anak Beri Penjelasan
Cynthia Paramitha Trisnanda
Dokter: Wanita hamil perlu tanya kondisi air ketuban saat pemeriksaan
Antaranews
Gejala Angin Duduk Seperti Maag, Ternyata Ini yang Terjadi Pada Tubuh
Aullia Rachma Puteri