-

Tim ilmuwan dari Monash University di Australia menemukan fakta baru bahwa bongkahan emas terbentuk dengan bantuan gempa bumi. Lantas bagaimana proses pembentukan bongkahan emas terjadi?

Selama beberapa dekade, para peneliti belum bisa memecahkan misteri tentang bagaimana bongkahan emas di dalam bumi bisa terbentuk. Pengetahuan yang dimiliki selama ini yakni terbentuknya bongkahan emas ada di dalam kuarsa.

Kuarsa merupakan mineral paling melimpah kedua di kerak Bumi, setelah feldspar. Endapan emas yang terbentuk di kuarsa ini, biasanya berkelompok menjadi bongkahan raksasa.

"Emas terbentuk dalam kuarsa sepanjang waktu. Hal yang aneh adalah formasi bongkahan emas yang sangat besar. Kami tidak tahu cara kerjanya, bagaimana Anda mendapatkan sejumlah besar emas untuk termineralisasi di satu tempat kecil yang tersembunyi," kata Chris Voisey, ahli geologi di Monash University di Australia dan penulis utama studi, dalam Live Science, yang dikutip Kamis (12/9/2024).

\n


Terbentuknya Bongkahan Emas 'Dibantu' Gempa Bumi

Dalam studi yang diterbitkan Senin, 2 September 2024 di jurnal Nature Geoscience, peneliti mengatakan bahwa atom emas dari dalam kerak Bumi akan dibawa oleh cairan hidrotermal.

Kemudian emas itu akan dialirkan melalui urat kuarsa. Ini berarti emas secara teoritis akan tersebar secara merata di celah-celah tersebut daripada terkonsentrasi menjadi bongkahan besar.

"Bongkahan emas raksasa ini sangat berharga dan mewakili hingga 75% dari seluruh emas yang pernah ditambang," tulis para peneliti.

Menariknya, para peneliti menemukan fakta baru saat menganalisis bongkahan emas tersebut. Voisey dan rekan-rekannya menemukan bahwa bongkahan emas terbesar terdapat pada endapan emas orogenik, yaitu endapan yang terbentuk saat gempa bumi.

Fakta kedua, peneliti menemukan bahwa kuarsa adalah mineral piezoelektrik, yang berarti bisa menghasilkan muatan listrik sendiri sebagai respons terhadap tekanan geologi, seperti tekanan yang ditimbulkan oleh gempa bumi.

Dengan penemuan fakta ini, para peneliti mengatakan bahwa gempa bumi bisa mematahkan batuan dan memaksa cairan hidrotermal naik ke dalam urat kuarsa, kemudian mengisinya dengan emas terlarut.

Setelah tekanan gempa muncul, urat kuarsa secara bersamaan akan menghasilkan muatan listrik yang bereaksi dengan emas, menyebabkannya mengendap dan memadat.

"Emas yang terlarut dalam larutan akan mengendap pada butiran emas yang sudah ada sebelumnya. Emas pada dasarnya bertindak sebagai elektroda untuk reaksi lebih lanjut dengan mengadopsi tegangan yang dihasilkan oleh kristal kuarsa di dekatnya," papar Voisey.

Ini artinya, dalam urat kuarsa, emas membeku menjadi kelompok-kelompok yang semakin besar setiap kali terjadi gempa.

"Bongkahan emas orogenik terbesar yang ditemukan hingga saat ini memiliki berat sekitar 130 pon (60 kilogram)," imbuhnya.

Simulasi untuk Membuktikan Efek Gempa Bumi pada Pembentukan Emas

Untuk mendukung hasil analisis, para peneliti melakukan simulasi efek gempa bumi pada kristal kuarsa di laboratorium. Mereka merendam kristal dalam cairan yang mengandung emas dan mereplikasi gelombang seismik untuk menghasilkan muatan piezoelektrik.

Hasilnya, eksperimen menegaskan bahwa di bawah tekanan geologi, kuarsa ternyata dapat menghasilkan tegangan yang cukup besar untuk mengendapkan emas dari larutan.

Simulasi yang dilakukan peneliti juga mengkonfirmasi bahwa emas cenderung membeku di atas endapan emas yang ada di urat kuarsa, yang membantu menjelaskan pembentukan bongkahan emas berukuran besar.

Salah satu implikasi dari penelitian ini adalah para ilmuwan kini dapat membuat bongkahan emas berukuran besar di laboratorium.

"Tetapi ini bukan alkimia. Anda harus memiliki emas dalam suatu larutan dan kemudian Anda memindahkannya dari cairan menjadi menempel pada sesuatu yang lain," tutur Voisey.

Para peneliti menekankan bahwa hasil penelitian mereka bukan untuk memberikan petunjuk baru kepada ahli geologi dan perusahaan eksplorasi mengenai lokasi penambangan bongkahan



Baca Lebih Lanjut
Arkeolog Klaim Gempa Bumi Akan Munculkan Bongkahan Emas di Bumi
Sindonews
Balita Bisa Terhambat Kemampuan Bahasanya karena Gadget, Ini Kata Studi
Detik
Info Gempa Bumi Hari ini Minggu 15 September 2024
Indry Panigoro
Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Bencana Alam, SD Tarakanita Bumijo Gelar Simulasi Gempa Bumi
Hari Susmayanti
BMKG edukasi pelajar SD Gorontalo soal bencana gempa bumi & tsunami
Antaranews
Puncak Gunung Runtuh ke Gletser Es, Picu Bumi Bergetar Selama 9 Hari
Sindonews
Gempa Bumi Terkini Kamis 12 September 2024, Simak Info Lengkap dari BMKG di Sini
Indry Panigoro
Bukti Tertua Atmosfer Bumi Purba Tersembunyi di Bulan, Kok Bisa?
Detik
Gempa Bumi Jumat 13 September 2024 Pagi, Baru Terjadi di Jawa Barat, Berikut Lokasi dan Magnitudonya
Indry Panigoro
Teori Soal Terbentuknya Bulan Mungkin Tidak Ada Buktinya
Detik