Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari empat pria dan sekitar satu dari lima wanita menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ironisnya, kebanyakan orang tidak menyadari kondisi tersebut. Lantas benarkah bisa dicegah dengan olahraga sejak muda?
Hipertensi sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena mampu merenggut nyawa seseorang secara tiba-tiba. Biasanya, hipertensi muncul seiring bertambahnya usia.
Menurut pakar, salah satu langkah pencegahan yang paling efektif adalah dengan rutin melakukan olahraga yang baik untuk kesehatan jantung. Namun, seberapa sering olahraga diperlukan untuk menjaga tekanan darah tetap normal dan mencegah hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang terjadi ketika tekanan darah pada arteri secara konsisten berada di atas batas normal. Kondisi ini dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan meningkatkan resiko demensia di kemudian hari.
Studi yang diterbitkan oleh American Journal of Preventive Medicine pada 2021, mengungkapkan bahwa mempertahankan aktivitas fisik atau olahraga sangat penting dilakukan untuk mencegah hipertensi.
Studi ini menunjukkan bahwa olahraga jangka panjang dapat membantu menurunkan risiko hipertensi. Penelitian yang melibatkan lebih dari 5.000 peserta di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang aktif secara fisik di usia 20-an mengalami penurunan aktivitas fisik seiring bertambahnya usia.
"Menjaga aktivitas fisik selama masa dewasa muda mungkin sangat penting untuk mencegah hipertensi," kata Bibbins-Domingo, ahli epidemiologi dari University of California, sebagaimana dikutip dari Science Alert.
Sepakat dengannya, penulis studi sekaligus pakar kedokteran dewasa muda dari University of California San Francisco (UCSF), Jason Nagata juga mengatakan, "Kita perlu meningkatkan standar minimum untuk aktivitas fisik."
Dalam studi ini, peserta yang melakukan aktivitas fisik lima jam per minggu di masa dewasa awal, dan menunjukkan penurunan resiko hipertensi secara signifikan hingga usia 60 tahun.
Jumlah aktivitas fisik ini adalah dua kali lipat dari rekomendasi minimal yang dianjurkan para ahli kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi aktivitas fisik, maka semakin rendah risiko hipertensi pada seseorang.
"Mencapai dua kali lipat dari pedoman minimum aktivitas fisik dewasa saat ini mungkin lebih efektif dalam mencegah hipertensi dibandingkan hanya memenuhi standar minimal," tutur peneliti.
Namun, peneliti juga menekankan bahwa konsistensi dan komitmen jangka panjang sangat penting untuk mencapai manfaat tersebut. Sebab, pada masa dewasa awal sering kali kesibukan menjadi tantangannya.
"Hal ini mungkin terutama terjadi setelah sekolah menengah atas ketika kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik berkurang seiring transisi generasi muda ke perguruan tinggi, dunia kerja, dan menjadi orang tua, serta waktu luang terkikis," pungkas Nagata.