TRIBUNSOLO.COM - Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, Tim Reserach Group TVET UNS berkolaborasi dengan P2M Universitas Sragen (UNISSRA) menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kualitas Guru dalam Pembelajaran.
Workshop ini bertema Implementasi pembelajaran berdeferensiasi terintegrasi kedalam Kompetensi Sosial Emosional (KSE).
Tema ini diangkat mengingat saat ini para guru dituntut untuk mampu menyusun modul ajar menggunakan pendekatan berdefersiasi dan KSE dan menerapkannya di kelas.
Kegiatan ini dilaksanakan di aula SMK Negeri 1 Sambirejo Sragen.
Pesertanya adalah seluruh guru di SMKN 1 Sragen berjumlah 67 Orang. Workshop ini diselenggarakan pada tanggal 3 dan 4 Desember 2024.
Hadir sebagai narasumber inti adalah Prof.
"Kegiatan workshop ini merupakan kegiatan lanjutan yang pernah diadakan di beberapa tahun sebelumnya. Ini merupakan kegiatan kali kedua dengan Nara sumber yang sama. Para guru sangat antusias jika yang mengisi Prof. Suharno. Materinya sangat menarik dan selalu ada ilmu baru yang bisa diterapkan oleh para guru, apalagi beliau memang pakar di bidang pendidikan kejuruan," tutur Afif Suryono S. Pd, MPd sebagai kepala sekolah.
Prof Dr. Suharno ST, MT dalam materinya menyampaikan perihal pembelajaran berdiferensiasi dan penerapannya di kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan pembelajaran dimana seorang guru dalam pembelajaranya menggunakan desain, proses dan penilaian yang berbeda.
Konsep pembelajaran berdeferensiasi adalah guru tidak boleh berasumsi sama untuk semua siswa. Pada hakekatnya dalam satu kelas siswa satu dengan yang lainya mempunyai karakteristik yang berbeda beda sehingga guru harusnya tidak memberikan perlakuan yang sama kepada setiap siswa dalam proses pembelajaranya.
Dalam kegiatan tersebut Prof. Suharno, ST, MT juga menyampaikan pentingnya memasukkan kompetensi sosial emosional (KSE) dalam proses pembelajaran.
Alasannya adalah anak-anak milenial saat ini cenderung mengalami degradasi sikap-sikap sosial. padahal setelah lulus mereka akan berbaur dengan masyarakat sosial baik di tempat kerja maupun masyarakat umum.
Jika mereka tidak dilatih KSE sejak sekolah maka dikhawatirkan generasi penerus bangsa ini tidak memiliki jiwa-jiwa sosial.
"KSE ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran namun sebelum itu yang penting penting adalah memasukkan KSE ini dalam diri seorang guru sebelum menerapkan ke dalam proses pembelajaran,"
"Sadar Diri misalnya, guru tidak terjebak dalam target penyampaian materi namun harus menyadari bahwa pendidikan itu adalah untuk membangkitkan cara berpikir murid untuk kehidupan mereka dimasa depan," pungkasnya dan mengakhiri penyampaian materi workshop.
Dalam workshop tersebut peserta merasa puas karena Prof. Suharno selain memberikan konsep-konsep juga memberikan template dan contoh menyusun modul ajar berbasis pembelajaran berdefernsiasi terintegrasi dengan KSE.
"Kami sangat senang dan puas, workshop ini betul-betul hidup. Kami diajari dan dituntun satu persatu dalam menyusun modul ajar dan kami sekarang sudah bisa membuat modul ajar berbasis KSE, tutur Pak Seno selaku waka Kurikulum".
Prof. Suharno sangat cair dalam menyampaikan materi, sesekali menyelingi dengan pantun sehingga peserta tidak merasa lelah.
Di akhir kegiatan Prof. Suharno juga menutup dengan pantun yang menarik, yaitu: Panas dingin jangan minum es, Es mencair bersama udara, jika di negri kuliah saja di UNS, jika swasta lebih mantab di UNISSRA.
(*/adv)