SURYA.co.id - Terungkap gelagat janggal Catur, penjual cilok di Surabaya yang viral dituding tak amanah setelah menerima banyak donasi.

Ternyata, Catur sebelumnya sempat kena tegur sang donatur gara-gara rombong yang tak kunjung jadi.

Donatur bahkan sempat mengancam akan mencabut bantuannya jika rombong tersebut tak selesai sesuai batas waktu yang dijanjikan.

Hal ini terungkap dalam video yang diunggah sang donatur, @najib_spbu_official, yang diunggah pada tanggal 30 November 2024.

Dalam unggahan tersebut, tampak Najib memantau progres penggunaan bantuan yang katanya mau Catur digunakan untuk perbaikan rombong.

"Mungkin kejadian yg kemarin memang khilaf, minggu lalu saya masih memberi kesempatan mas Catur sekali lagi untuk membereskan rombongnya.

Beliau berjanji maksimal 7 hari bakalan rampung & alhamdulillah dalam waktu 5 hari sudah rampung.

Kali ini saya kembali memberikan waktu 7 hari kedepan terhitung mulai armada (kendaraan) datang." tulis Naib dalam captionnya.

Najib juga mengimbau para followers-nya untuk memantau apakah Catur sudah berjualan atau belum.

"Mohon teman-teman yg dari Surabaya juga bantu pantau ya apakah mas Catur beneran jualan atau tidak.
Beberapa lokasi yg disebutkan mas Catur antara lain :
1. Depan Alfamart jl. Jalan Raya sememi (sebelah gang masuk Sememi Kidul - Fortune City)
2. Jl. Tunjungan Surabay (khusus malam minggu & minggu pagi)
3. Depan SMA 12 Surabaya atau daerah Kendung Surabaya." tulis Najib.

Najib mengancam akan menarik donasinya jika Catur tak kunjung jualan seperti yang dijanjikan.

"Jika sesuai dg tanggal yg dijanjikan beliau tidak kunjung jualan maka fasilitas akan kita tarik ulang & akan kita alihkan ke yg benar-benar mau bekerja.
Terhitung dari video ini dibuat, maka 7 hari akan jatuh pada hari minggu 1 Desember 2024.

Yg kebetulan lewat boleh fotokan lokasi yg saya sebutkan di atas ada atau tidak mas Catur jualan untuk saya jadikan bukti silahkan kirim by DM ya guys" tutup Najib.

Ketahuan Tak Amanah

Hingga akhirnya, dalam video terbaru, terungkap kalau Catur dituding tak amanah dalam memanfaatkan uang donasi.

Bukan memanfaatkan motor dan uang puluhan juta untuk mengembangkan usahanya, Catur malah menjual motor tersebut. 

Bahkan, usaha jualannya pun tak berkembang. 

Mengetahui hal tersebut, Najib langsung mendatangi kediaman Catur seraya meminta klarifikasi.

Untuk diketahui, konten Najib yang bertemu Catur saat jualan cilok pernah viral di bulan Maret 2024 lalu. 

Kala itu kisah Catur yang berjualan cilok dengan sang istri menggunakan wadah kecil. 

Publik dibuat terenyuh dengan kegigihan Catur dan sang istri yang kompak berjualan cilok meski modal seadanya. 

Publik juga bersimpati pada Catur dan istrinya karena belum dikaruniai anak setelah 15 tahun menikah. 

Lantaran hal tersebut, publik berbondong-bondong menggalang donasi lewat Najib untuk diberikan kepada Catur. 

Beberapa bulan menggalang donasi, Najib berhasil meraup puluhan juta untuk Catur. 

Secara bertahap Najib memberikan uang kepada Catur yakni Rp 13 juta, Rp 3,5 juta, dan terakhir Rp 1 juta. 

Bukan cuma uang, Najib juga memberikan sepeda motor untuk Catur sebagai kendaraan berjualan cilok. 

Najib ingin agar Catur bisa berjualan ke wilayah yang lebih jauh supaya banyak dagangannya cepat laku. 

Namun setelah beberapa minggu diberikan sepeda motor, Catur justru menjual pemberian donatur tersebut. 

Tahu hal tersebut, Najib pun murka. 

"Tapi ini didorong (jualan ciloknya), enggak jadi pakai motor? kenapa?" tanya Najib, dilansir dari tayangan Youtube Najib SPBU, Selasa (10/12/2024). 

"Ya itu kemarin yang sempat aku SMS," pungkas Catur. 

"Motornya ke mana sekarang?" tanya Najib lagi. 

"Jadi tak buat modal lagi," kata Catur berkelit. 

"Dijual?" tanya Najib kesal. 

"Heem, jadi tak sms kemarin. Aku minta izin (jual motor)," akui Catur. 

"Ini gimana, enggak sesuai case awal, kemarin terakhir kan saya kasih modal untuk jualannya. Kok sampai motornya dijual? Ini bukan dari saya, uang orang banyak loh ini ya. Kamu enggak tanggung jawab sama ucapan jenengan sendiri, kok kayak gini," ujar Najib. 

Dicecar Najib soal alasannya menjual sepeda motor pemberian donatur, Catur berbelit-belit. 

Najib pun kesal karena menurutnya Catur tidak amanah menjaga perasaan donatur. 

Sebab di awal perjanjiannya adalah sepeda motor tersebut akan dipakai untuk kendaraan berjualan. 

"Kemarin bilangnya apa? kan saya kasih modal, kenapa harus jual motor? Lah terus, ini uang dari donatur, harus tahu semua teman-teman ini (uang dipakai) buat apa," tanya Najib. 

Hingga akhirnya Catur pun jujur alasan menjual motor tersebut. 

Rupanya Catur terdesak karena harus membayar utang di dua bank berbeda. 

Catur Penjual Cilok di Surabaya dan Najib
Catur Penjual Cilok di Surabaya dan Najib (Instagram)

Mendengar alibi Catur, Najib semakin murka. 

Sebab beberapa minggu lalu Catur mengaku semua utangnya sudah lunas berkat donasi dari Najib. 

Namun kini Catur mengungkit lagi utangnya yang ternyata belum dilunasi. 

"Buat angsuran BRI sama BNI. Dulu kan pernah pas ciloknya lagi turun, saya buat modal lagi (pinjam ke bank). Untuk biaya hidup juga, utang sembako juga," ungkap Catur. 

"Utang sembako berapa?" tanya Najib. 

"Tiga toko itu ada Rp1,5 juta," kata Catur. 

"Sedangkan kemarin saya kasih terakhir Rp 3,5 juta. Harusnya buat modal sempol masih bisa toh pak. Di pertemuan terakhir, kamu bilang udah enggak ada utang lagi. Dari awal ngomongnya seperti apa, akhirnya seperti apa. Kalau seperti ini saya enggak mau lagi bantu, kamu enggak konsisten sama ucapan," pungkas Najib kesal. 

Terus dicecar Najib, Catur bak tak merasa bersalah. 

Alih-alih minta maaf, Catur malah mengaku tidak pernah membohongi Najib. 

Padahal di video konten Najib, Catur sendiri yang menyebut utangnya sudah lunas semua dan ia akan fokus berjualan cilok. 

"Enggak bohong sih," kata Catur. 

"Lah enggak bohong gimana, saya tanya (kata Catur) udah enggak ada utang lagi. Niat saya, kalau memang masih ada utang, beresin utangnya. Sekarang niat jualan udah dikasih kendaraan, kendaraannya dijual. Terus saya alasan apa ke teman-teman (donatur) nanti?" pungkas Najib. 

Kecewa dan marah, Najib pun bertanya ke Catur soal pertanggungjawaban. 

Dengan nada bicara santai, Catur mengaku bisa mengembalikan uang donatur namun perlu waktu enam bulan. 

"Kalau teman-teman minta uangnya kembali gimana? kamu bisa kembalikan?" tanya Najib. 

"Mungkin dengan jualan lagi. Rencananya kan jualan dulu, nanti dibelikan motor lagi," pungkas Catur. 

"Salah jenengan, saya belikan kendaraan itu buat fasilitas untuk kerja. Dapat penghasilan buat bayar cicil utang," imbuh Najib. 

"Itu angsuran yang enggak bisa nunggu," ujar Catur. 

"Itu resiko kamu karena enggak jujur sama saya. Kok ditelepon enggak bisa?" tanya Najib. 

"HP-nya saya gadaikan lagi," kata Catur. 

Sadar membantu orang yang salah, Najib akhirnya pamit dan ogah memperpanjang urusan dengan Catur. 

Najib pun meminta maaf kepada para donatur yang telah menyumbangkan uang namun tidak dipakai dengan amanah oleh Catur. 

Baca Lebih Lanjut
Gelagat Penjual Cilok Surabaya Diduga Tak Amanah Usai Dapat Donasi, Santai dan Tak Merasa Bersalah
Putra Dewangga Candra Seta
Dapat Donasi Motor dan Uang Puluhan Juta, Penjual Cilok di Surabaya Tak Amanah, Bikin Donatur Geram
Musahadah
Sosok Konten Kreator yang Bongkar Dugaan Penjual Cilok di Surabaya Tak Amanah Usai Terima Donasi
Putra Dewangga Candra Seta
Kecewa Penjual Cilok di Surabaya Jatim Tak Amanah usai Diberi Donasi dan Motor, Inilah Sosok Najib
Musahadah
Sempat Bikin Iba, Ini Nasib Penjual Cilok di Surabaya Diduga Tak Amanah usai Dapat Motor dan Uang
Musahadah
Donatur Geram Beri Motor ke Penjual Cilok Buat Kerja Malah Dijual, Ogah Lagi Bantu Orang Salah
Arie Noer Rachmawati
Jual Motor Bantuan, Penjual Cilok Tak Merasa Salah, Penolong Kesal Donasi Rp17 Juta Buat Bayar Utang
Mujib Anwar
DITANYA Soal Motor Hasil Donasi Buat Jualan, Catur Akui Sudah Dijual Buat Bayar Utang di 2 Bank
Liska Rahayu
Heboh Fuji Kembali Kepergok Isap Vape, Dulu Pernah Ngamuk, Begini Respon Santai Haji Faisal
Anita K Wardhani
Viral Penjual Pentol dan Pengamen di Bangkalan Saling Adu Argumen karena Bingung Dituduh Curi HP
Titis Jati Permata