BANJARMASINPOST.CO.ID - Bek Chelsea Benoit Badiashile adalah pemain yang akan diperhatikan Juventus pada bulan Januari karena mereka tahu The Blues harus menjual pemain.
Demikian menurut Gazzetta dello Sport, yang melaporkan bahwa Chelsea perlu menjual 11 pemain pada bulan Januari dan Badiashile adalah salah satu dari mereka dalam daftar tersebut.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Juventus sedang mempertimbangkan berbagai opsi di jendela transfer Januari untuk memperkuat pertahanan mereka.
Mereka telah mengesampingkan kemungkinan merekrut Jakub Kiwior dari Arsenal karena struktur teknis klub tidak menyukainya dan ia tetap akan menelan biaya 25 juta Euro.
Namun, Badiashile adalah pemain yang 'harus dipantau' karena ada keyakinan Chelsea perlu menjual 11 pemain pada bulan Januari, dan dia bisa menjadi salah satunya.
Sekarang, kami ingin menunjukkan bahwa ada berbagai laporan yang beredar seputar Badiashile dalam beberapa minggu terakhir.
Awalnya, kabar dari Prancis menyebutkan bahwa Chelsea terbuka untuk menjualnya, tetapi kemudian kabar itu dengan cepat dibantah karena berbagai klub, termasuk Juventus, dikaitkan dengan kepindahannya.
Sejak laporan awal tersebut, kesan yang muncul adalah bahwa bek tersebut tidak akan dijual, meskipun pemain berusia 23 tahun itu tidak menjadi pemain reguler di bawah asuhan Enzo Maresca musim ini.
Lalu ada klaim bahwa Chelsea perlu menjual 11 pemain.
Meskipun itu tidak mengejutkan mengingat uang yang telah mereka keluarkan dalam beberapa tahun terakhir, menjual sebanyak itu dalam satu bulan, khususnya bulan Januari yang terkenal sulit, tampaknya tidak masuk akal.
Kami tidak akan mengabaikan mereka yang bertanggung jawab di Stamford Bridge mengingat apa yang telah mereka lakukan sebelumnya, tetapi rasanya itu berlebihan.
Akan lebih sulit lagi jika ada pembeli, seperti Juventus, yang juga sangat menyadari perlunya menjual.
Gabungkan kedua hal itu dan kita akan menanggapinya dengan sedikit skeptis untuk saat ini, meskipun Chelsea pada dasarnya adalah pusat transit transfer saat ini.
Perjalanan Weston McKennie di Juventus sungguh luar biasa, berkembang dari calon pemain yang tidak direkrut di bursa transfer musim panas menjadi aset yang sangat dibutuhkan oleh manajer Thiago Motta.
Kemampuan gelandang Amerika ini menjadi kekuatan terbesarnya, membuatnya mendapat pujian tinggi dari pelatihnya dan mengukuhkan posisinya di tim.
Performa McKennie dalam pertandingan terakhir melawan Monza merupakan contoh dari kemampuannya beradaptasi.
Dijuluki "The Wizard" karena kecintaannya pada Harry Potter, pemain berusia 26 tahun ini menunjukkan kemampuannya bermain di tiga posisi berbeda dalam satu pertandingan.
Ia memulai sebagai bek kiri, yang merupakan penampilan keduanya dalam peran ini, dan berhasil mencetak gol dari tendangan sudut.
Kemudian, Motta memindahkannya ke posisi gelandang alaminya sebelum akhirnya menempatkannya sebagai penyerang kedua di belakang Vlahovic.
Fleksibilitas ini menjadikan McKennie aset berharga bagi Juventus.
Kemampuannya mencetak gol (4 gol di Serie A dan Liga Champions) dan kontribusi assist (2 di setiap kompetisi) terbukti krusial.
Kepercayaan Motta pada McKennie terbukti, dengan sang pelatih memuji penampilannya dan menekankan pentingnya dia bagi tim.
Tuttosport melaporkan bagaimana dedikasi McKennie kepada Juventus terlihat jelas ketika ia menolak tawaran dari sejumlah klub, termasuk Aston Villa, Fiorentina, dan Inter Miami, selama bursa transfer musim panas.
Komitmennya dibalas dengan perpanjangan kontrak hingga 2026, dan kini ada pembicaraan tentang perpanjangan lebih lanjut hingga 2028 atau 2029.
Kebangkitan pemain Amerika Serikat di bawah asuhan Motta tidak luput dari perhatian, bahkan John Elkann memuji penampilannya setelah kemenangan melawan Manchester City.
Saat Juventus menatap masa depan, peran McKennie sebagai pemain serba bisa dan andal tampak aman, membuktikan bahwa terkadang solusi terbaik sudah ada di dalam tim.
(Banjarmasinpost.co.id)
