TRIBUNJATENG.COM - Inilah dongeng tentang Suta Sang Penjaga Kuda Istana dan Putri Raja, asal usul Baturaden cerita rakyat dari Jawa Tengah.
Suta adalah pelayan di sebuah kerajaan di Jawa Tengah.
Tugasnya adalah menjaga kuda-kuda raja.
Suta suka berjalan-jalan setelah melakukan tugasnya.
Suatu hari, ketika Suta berjalan di dekat danau, dia mendengar seorang wanita menjerit.
Dengan segera Suta mencari sumber teriakan itu.
Akhirnya, dia tiba di dekat pohon besar.
Disana dia melihat putri raja sedang berteriak ketakutan.
Di depan sang putri ada ular raksasa sedang mengancam dan memojokan.
Suta sebenarnya takut, tetapi dia lebih khawatir dengan keselamatan sang putri.
Jadi dia mengambil tongkat besar dan memukul ular itu di kepalanya.
Ular mendesis kesakitan dan akhirnya mati.
“Terima kasih, Suta. Kamu telah menyelamatkan hidupku,” kata sang putri.
“Tidak perlu berterima kasih putri.
Adalah tugasku sebagai pelayan ayahmu untuk membantu dan menjagamu.”
Sejak hari itu, Suta dan sang putri menjadi teman baik.
Lambat laun persahabatan mereka berubah menjadi saling jatuh cinta.
Pada suatu waktu sang putri menyuruh Suta untuk menghadaopayahnya dan meminta izin untuk menikahinya.
Raja sangat marah mendengar tentang rencana mereka.
“Suta hanya seorang pelayan sementara kamu adalah putriku, sang putri.
Tidak dapat diterima bagimu untuk menikahi seorang pelayan.” ucap sang Raja tegas.
Sang putri sedih mendengar jawaban ayahnya, terutama setelah ayahnya melempar Suta ke penjara
karena memiliki keberanian untuk meminta menikah dengannya.
Di penjara, Suta tidak diberi makan ataupun minum apa pun.
Mendengar itu, sang putri membuat rencana untuk membantu kekasihnya melarikan diri dari penjara.
Mereka berhasil dan mereka lari jauh.
Mereka beristirahat di dekat sungai.
Di sana mereka menikah dan memulai sebuah keluarga.
Tempat di mana Suta dan sang putri membesarkan keluarga mereka disebut Baturaden.
Batur berarti pelayan sementara raden berarti mulia.
Saat ini, Baturraden adalah tempat wisata yang sangat menarik.
Baturraden terletak di kaki Gunung Slamet di Purwokerto, Jawa Tengah. (*)