TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya kasus ibu-ibu tak mau lunasi biaya travel kini berakhir secara damai.
Ibu-ibu yang liburan di Pulau Putri itu akhirnya melunasi pembayaran.
Ibu berinisial DF itu akhirnya mau menyelesaikan kekurangan pembayaran.
Padahal sebelumnya, DF memberikan sejumlah persyaratan jika pihak travel mau pembayarannya dilunasi.
Di antaranya yakni pihak travel harus meminta maaf melalui video dan diposting di akun sosial media.
Video permintaan maaf itu juga harus dibuat dengan raut wajah yang tulus, jika tidak terlihat tulus maka tidak akan diterima.
Kemudian DF juga meminta pihak travel menghapus biaya snorkeling dari invoice.
Lalu pihak travel harus membayar tiket kepulangan DF dan keluarganya.
DF juga meminta pihak travel menghapus biaya 20 persen untuk perjalanan peak season, dengan alasan di travel lain tidak ada.
Jika hal itu sudah dilakukan oleh pihak travel, DF mengaku akan mempertimbangkan untuk melunasi sisa pembayaran.
Namun rupanya DF langsung membayarkan sisa pembayaran setelah video itu viral di media sosial.
Apalagi akun media sosial DF dan suaminya juga sudah ramai diserbu netizen.
DF dan suaminya bahkan sampai mengunci akun media sosialnya.
“Alhamdulillah Hari ini 30 Des 2024 Ibu DF sudah menyelesaikan kekurangan pembayarannya, terima kasih atas pengertian dan kerjasama yang baik dari Ibu DF,” tulis akun TikTok Ara.
Pemilik akun pun tidak meminta maaf melalui video seperti yang diminta oleh DF.
“Saya Ary Ferdiansyah mewakili Travel Agent Gayain Nusantara mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas support dan dukungan teman-teman semua di sini,” kata dia.
Namun pemilik akun tak merinci biaya apa saja yang dibayarkan oleh DF.
Ia menganggap kasusnya sudah selesai setelah pelunasan itu.
“Kami mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga dari kejadian ini, dan kami akan berusaha menjadi lebih baik lagi,” tulisnya lagi.
DF sebelumnya ngotot tak ingin membayar biaya pelunasan liburan di Pulau Putri pada 25-26 Desember 2024.
Ia awalnya sudah memberikan DP untuk booking perjalanan 3 hari 2 malam.
Namun hingga hari H keberangkatan, DF ternyata tak kunjung melunasi pembayaran.
Bahkan saat sampai di Pulau Putri, DF hanya membayar sejumlah uang dengan jumlah yang tidak sesuai.
DF beralasan, dirinya belum pasti apakah akan menginap 3 hari 2 malam atau 2 hari 1 malam.
Namun pihak travel menjelaskan bahwa DF tidak bisa mengubah begitu saja, karena sejak awal sudah booking untuk 3 hari 2 malam.
DF pun mulai beralasan agar tidak jadi menginap sesuai yang disepakati.
Mulai dari anaknya yang sakit dan minta dicarikan obat-obatan khusus.
Jika tidak dapat, maka mereka meminta pulang pada hari itu juga.
Namun setelah obatnya dapat, DF meminta untuk tidak ada kegiatan snorkeling di hari itu dengan alasan ingin istirahat saja di kamar.
Esok harinya, pada pagi hari DF meminta pulang dengan alasan untuk mengecek darah anaknya.
Saat itu, pihak travel pun kembali menanyakan terkait pembayaran travel yang belum lunas.
DF lalu marah-marah karena merasa pihak travel tak berempati pada anaknya yang sakit.
Akhirnya ia memesan tiket pulang melalui agent travel yang lain.
“Terjadi cekcok mulut antara saya dan DF, termasuk suami DF yang terus menanyakan nomor rekenning untuk pembyaran, tapi tetap tidak dibayarkan,” jelasnya.
Akhirnya DF pun pulang dengan keluarganya dan berjanji akan membayar setelah anaknya dari dokter.
Namun ia malah meminta sejumlah persyaratan jika mau dilunasi.
“Akibat pembatalan mendadak dari DF, fasilitas yang telah dipesan dan dibayarkan oleh Travel saya untuk 26 dan 27 Desember akhirnya tidak terpakai dan menjadi sia-sia,” tandasnya.