TRIBUNNEWS.com - Beredar video di media sosial TikTok yang memperlihatkan suasana Allo Coffee Empire di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, saat sebelum dan sesudah longsor melanda.
Saat longsor melanda Petungkriyono, banyak warga yang berteduh di Allo Coffee sebab situasi sedang hujan deras.
Lantas, seperti apa fakta Allo Coffee yang kini viral setelah longsor di Pekalongan?
Berdasarkan Instagram resminya, @allocoffee_, kafe ini baru buka pada 27 Desember 2024.
Artinya, Allo Coffe belum ada satu bulan buka, sebab longsor melanda Petungkriyono pada Senin (20/1/2025).
Sementara itu, akun Instagram @allocoffee_ terakhir kali mengunggah pada hari kejadian.
Dalam unggahan itu, pihak pengelola meminta maaf ada gangguan di pintu masuk yang dikarenakan sebuah proyek.
Di unggahan yang sama, Allo Coffee juga menginformasikan kafe tersebut buka mulai pukul 11.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Sementara itu, sosok pemilik kafe menjadi sorotan.
Sebab, menurut informasi, sebelum dibangun Allo Coffee, lahan tersebut merupakan sawah terasering.
Pembangunan Allo Coffee dianggap menyalahi aturan lantaran sawah terasering sebelumnya, sengaja dibuat sedemikian rupa untuk mencegah longsor.
Terkait hal itu, kabar yang beredar mengatakan Allo Coffee didirikan di lahan pribadi.
Meski demikian, belum diketahui secara pasti siapa pemilik Allo Coffee.
Di sisi lain, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky A, menjelaskan mengapa longsor di Pekalongan memakan korban hingga puluhan jiwa.
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran di lokasi kejadian, telah berdiri banyak bangunan, termasuk kafe.
Padahal, tiga tahun lalu, pernah terjadi longsor serupa, namun tidak ada korban jiwa sebab merupakan lahan kosong.
"Di lokasi itu tiga tahun lalu pernah terjadi longsor juga, tapi tidak ada korban jiwa karena memang hanya lahan kosong."
"Sekarang di lokasi tersebut ada kafe, ada rumah, homestay, ada pemancingan," tuturnya, Kamis (23/1/2025), dikutip dari TribunJateng.com.
Lebih lanjut, Rizky menduga pembangunan kafe hingga homestay lantaran tempat tersebut memang cocok untuk wisata.
Namun, hal itulah yang diduga Rizky membuat longsor di Petungkriyono memakan korban jiwa.
"Karena lokasinya buat wisata memang bagus ada kafe, ada pemancingan, ada homestay."
"Itu yang mengakibatkan ada korban jiwa, dulu kan tidak ada itu semua, hanya lahan kosong," urai Rizky.
Kendati demikian, ia menyebut jumlah korban bisa lebih banyak jika longsor terjadi saat akhir pekan.
"Mungkin kalau pas weekend lebih banyak orang lagi yang menuju ke Dieng dan sebaliknya, kalau Desa Kasimpar itu sendiri aman," pungkas dia.
Per Jumat (24/1/2025), jumlah korban longsor di Pekalongan bertambah menjadi 23 orang.
Tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban longsor pada Jumat pagi.
Korban diketahui seorang remaja perempuan bernama Aurelya Shifa Lizhara (14).
Kanit PPA Satreskrim Polres Pekalongan, Ipda Yon, mengatakan Aurel merupakan anak dari Carik atau Sekretaris Desa Kasimpar, Sularso dan Chusnul Cholifah.
Orang tua Aurel juga menjadi korban tewas longsor Pekalongan. Mereka lebih dulu ditemukan.
Menurut Yon, Aurel ditemukan di bawah reruntuhan bangunan, jauh dari lokasi longsor.
Korban kemudian dievakuasi ke Posko Lapangan di Puskesmas Petungkriyono untuk diperiksa tim Inafis Polres Pekalongan.
"Berdasarkan pemeriksaan, keluarga mengetahui dari sisi wajahnya, yaitu Aurel," kata Yon di lokasi, Jumat, dilansir TribunBanyumas.com.
Hingga hari keempat pencarian hari ini, masih ada tiga orang yang dilaporkan hilang.
(Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Dina Indriani, TribunBanyumas.com/Indra Dwi)