TRIBUNNEWS.COM - Simak makna acara perayaan Cap Go Meh bagi masyarakat Tionghoa.
Perayaan Cap Go Meh merupakan tradisi sekaligus rangkaian acara tahun baru Imlek.
Cap Go Meh diadakan pada hari ke-15 pada bulan pertama tahun baru Imlek.
Umumnya perayaan Cap Go Meh diadakan dengan melaksanakan berbagai tradisi khas Imlek.
Namun, sebenarnya apa makna dan tujuan perayaan Cap Go Meh?
Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien yang berarti malam ke-15.
Mengutip dari binus.ac.id, kata Cap Go memiliki arti angka 15, sedangkan Meh berarti malam, jadi Cap Go Meh diadakan pada malam ke-15.
Perayaan Cap Go Meh menjadi momen penting dalam Imlek karena dianggap sebagai penanda atau penutup perayaan tahun baru Imlek.
Cap Go Meh berasal dari tradisi Tionghoa yang disebut Yuan Xiao Jie.
Yuan Xiao Jie berarti sebuah Festival Lampion/Lentera.
Zaman dahulu, Cap Go Meh dimaknai sebagai upacara penghormatan kepada Dewa tertinggi Dinasti Han, yaitu “Thai Yi” oleh Biksu Buddha.
Penghormatan dilakukan dengan membawa sejumlah lentera sebagai ritual pada 206 Sebelum Masehi.
Perayaan ini hanya digelar khusus untuk Dinasti Han saja hingga waktu Dinasti Han berakhir, barulah perayaan ini dilakukan secara terbuka.
Di beberapa daerah, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan adanya konvoi.
Biasanya pada perayaan Cap Go Meh juga diramaikan oleh penampilan dari barongsai dan iring-iringan patung naga.
Cap Go Meh dipercayai sebagai upacara tolak bala atau cuci jalan.
Hal ini dilaksanakan dengan tujuan mengusir atau mengunci kembali roh-roh jahat yang berada di jalan.
1. Menutup Rangkaian Perayaan Tahun Baru Imlek
Cap Go Meh menandai hari ke-15 sekaligus hari terakhir perayaan tahun baru Imlek.
Perayaan ini menjadi momen untuk mengakhiri perayaan dengan doa, harapan, dan berbagai ritual untuk keberuntungan sepanjang tahun.
2. Menghormati Leluhur dan Dewa
Cap Go Meh menjadi bagian dari kepercayaan Tionghoa, yang juga memiliki unsur keagamaan, seperti persembahan kepada leluhur dan doa kepada dewa-dewa agar mendapatkan perlindungan, keberuntungan, dan kesehatan.
3. Simbol Kebersamaan dan Keharmonisan
Pada perayaan Cap Go Meh umumnya, orang-orang akan menyajikan berbagai makanan khas seperti ronde (tangyuan), yang berbentuk bulat, melambangkan kebersamaan dan keharmonisan keluarga.
Momen ini digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan mempererat hubungan antargenerasi.
4. Menyambut Harapan Baru
Pada perayaan Cap Go Meh biasanya juga diadakan acara menerbangkan lampion yang melambangkan harapan dan doa agar tahun yang baru membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan rezeki.
5. Menjaga dan Melestarikan Budaya
Di Indonesia, Cap Go Meh berkembang menjadi perayaan budaya yang khas, terutama di daerah dengan komunitas Tionghoa yang besar seperti Singkawang, Pontianak, dan Medan.
Ritual Tatung (orang yang kerasukan roh leluhur) menjadi bagian dari tradisi unik di beberapa daerah saat momen perayaan Imlek dan Cap Go Meh.
Dengan adanya berbagai makna dan tujuan, Cap Go Meh bukan hanya sekadar perayaan penutup Tahun Baru Imlek, tetapi juga menjadi ajang memperkuat tradisi, persaudaraan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
(Oktavia WW)