TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Awas kamu terkena sindrom nomophobia.
Dari beberapa penjelasan, nomophobia merupakan suatu sikap berlebih bagi seseorang yang sudah dalam kategori kecanduan handphone.
Seseorang itu bakal muncul keresahan atau kecemasan yang berlebih karena tidak memegang atau beraktivitas tanpa menggunakan handphone dalam jangka waktu cukup lama.
Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang nomophobia seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (12/2/2025).
Handphone atau smartphone telah menjadi bagian penting yang dapat mendukung aktivitas pengguna.
Beberapa pengguna sekarang mungkin sudah bergantung dengan handphone untuk berkomunikasi, mengakses hiburan, maupun lainnya.
Handphone menawarkan kemudahan bagi pengguna dengan fitur-fiturnya yang lengkap.
Akan tetapi, hubungan handphone dan pengguna tak selalu berjalan baik.
Bisa menjadi penyebab masalah pada pengguna.
Sebagian pengguna bisa dengan mudah tidak memegang handphone dalam waktu lama.
Akan tetapi, ada pula pengguna yang mengalami gelisah atau takut ketika tidak memegang handphone atau berjauhan dalam waktu lama.
Kondisi ketakutan jika tidak memegang handphone itu disebut sebagai nomophobia.
Jika sering merasakan takut atau gelisah jika tidak memegang handphone, bisa jadi kamu telah terkena sindrom nomophobia.
Lantas, sebenarnya apa itu nomophobia?
Nomophobia singkatan dari NO MObile PHone PhoBIA.
Nomophobia termasuk fobia, kondisi psikologis yang berkaitan dengan masalah ketakutan yang berlebihan pada benda atau kondisi tertentu.
Dalam hal ini, pengidap nomophobia memiliki ketakutan pada kondisi tidak memegang handphone.
Nomophobia adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami ketakutan atau kecemasan karena tidak memegang handphone.
Pengidap nomophobia dapat mengalami kepanikan atau kecemasan yang berlebih.
Beberapa gejala nomophobia yakni seperti kecemasan, perubahan pernapasan gemetar, berkeringat, serta jantung berdetak cepat.
Di kalangan peneliti, nomophobia masih terjadi perdebatan soal penyebabnya.
Sebuah artikel pada 2019 di Journal of Family Medicine and Primary Care menyebutkan bahwa beberapa kondisi psikologis potensial seperti kecemasan sosial atau gangguan panik, dapat muncul pada seseorang sebelum berkembangnya nomophobia.
Namun, para peneliti juga mencatat bahwa masih belum jelas apakah gangguan tersebut berasal dari gangguan kecemasan yang sudah ada atau dari kecanduan handphone.
Dalam studi 2016, para peneliti mengusulkan bahwa nomophobia mungkin bukan fobia atau kecemasan tertentu, tetapi lebih merupakan kecanduan.
Mereka mengusulkan untuk mengubah namanya sebagai "gangguan kecanduan handphone".
Beberapa peneliti lain meyakini jika nomophobia terjadi karena hal yang dibuat handphone.
Penulis artikel pada 2016 mencatat bahwa nomophobia berkembang karena komunikasi instan dan kepuasan instan yang disediakan oleh ponsel pintar.
Hal tersebut dapat mengembangkan perilaku adiktif dan kompulsif.
Dikutip dari Medical News Today, dalam satu artikel pada 2020, para peneliti mengusulkan bahwa kemungkinan penyebab nomophobia meliputi:
Itulah penjelasan mengenai nomophobia.
Seandainya mengalami sindrom atau gangguan psikologis nomophobia, pengguna bisa segera menghubungi atau berkonsultasi dengan ahli atau dokter terkait. (*)