Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Gresik United menelan kekalahan 0-1 lawan Persiku Kudus, di Stadion Wergu Wetan Kudus, Kamis (13/2/2025).
Skor ini sama dengan kekalahan Gresik United dari Persiku saat bermain di Gresik.
Sundulan pemain belakang Persiku Kudus, Jajang Mulyana pada menit 41 menjadi satu-satunya gol yang tercipta pada laga Persiku Kudus vs Gresik United ini.
Gresik United mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit.
Pada babak pertama, pemain Gresik United, Akbar Firmansyah dilanggar dengan keras oleh kiper Persiku Kudus, Lutfi Masrohan di dalam kotak penalti.
Namun wasit Agus Walyono bergeming tidak menunjuk titik putih.
Pemain langsung merespons dengan mendatangi wasit mempertanyakan keputusan tersebut.
Tim pelatih juga melakukan protes keras.
Permainan Gresik United langsung berubah, terlalu terburu-buru.
Pemain juga terlihat merasa emosi.
Skema permainan terkesan langsung long pass ke depan sehingga mudah kehilangan bola.
Hingga wasit meniup peluit panjang akhir pertandingan, Gresik United gagal menyamakan kedudukan.
Laskar Joko Samudro, julukan Gresik United pun gagal mencuri poin di kandang Persiku Kudus.
Kekalahan ini membuat jalan Gresik United bertahan di Liga 2 cukup terjal.
Mau tak mau, Gresik United harus menang lawan Persewar Waropen di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik pada 16 Februari 2025 mendatang.
Kemudian pertandingan terakhir harus menang lawan tuan rumah Persibo Bojonegoro.
Pelatih Gresik United, Djadjang Nurdjaman mengatakan, tim meraih hasil yang tidak diinginkan.
"Permainan kami cukup terganggu dengan kepemimpinan wasit yang jujur berat sebelah, termasuk harusnya dapat penalti menit-menit awal sehingga tensi para pemain tidak terkontrol, sehingga permainan kami terganggu," kata Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman.
Pelatih yang kenyang pengalaman ini mengaku heran dengan kualitas wasit dalam laga ini.
Meski masih muda, tapi kepemimpinannya dinilai tidak cukup adil di atas lapangan.
"Kepemimpinan wasit sangat berpengaruh, di awal permainan kami dicurangi kiper sama sekali tidak ambil bola malah ambil kaki, ini sudah jelas semuanya orang tahu, melihat ditayangkan, keluar juga kata-kata ini, capek juga ya, pelatih sudah puluhan tahun saya di sepak bola datang generasi wasit generasi muda, seharusnya ayolah diperbaiki sepak bola indonesia," ujar Djanur.
"Jangan kami saja, pelaku, pelatih, pemain, tapi kalau kepemimpinan wasit seperti ini keributan di mana-mana pasti terjadi apalagi liga-liga yang bawah, tidak tahu juga harus ngomong apa. Kalau saya sih orangnya masih sabar, tapi jujur sangat kecewa generasi muda apakah masih begini-begini saja tidak membantu sepak bola Indonesia," lanjutnya.
Pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pendukung Gresik United.
Menurutnya, peluang bertahan di Liga 2 masih ada.
Dua pertandingan sisa harus dimaksimalkan.