TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut produk UMKM dalam negeri sudah berstandar internasional.

Ia membuktikannya dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara 21 UMKM dan MAP Group pada Kamis (27/2/2025) ini.

Melalui MoU ini, produk-produk dari 21 UMKM tersebut akan dipasarkan di berbagai ritel modern yang berada di bawah naungan MAP Group seperti Sogo, Seibu, Galeries Lafayette, dan Alun Alun Indonesia.

Mengingat empat ritel tersebut berasal dari luar negeri, Budi menilai itu menunjukkan bahwa produk-produk UMKM Indonesia sudah memenuhi standar internasional.

"Sebenarnya, produk yang masuk ke empat ini sudah standar internasional," kata Budi dalam acara Business Matching UMKM Fesyen Lokal dengan Department Store di Bawah naungan MAP Group di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.

"Karena Seibu, Sogo, tadi Pak Handaka (Direktur PT MAP Adiperkasa Tbk Handaka Santosa) bilang dari Jepang. Galeries Lafayette dari Perancis. Jadi, sebenarnya produk-produk UMKM ini sudah masuk ke standar internasional," ujarnya.

Dengan demikian, Budi menjelaskan, produk-produk ini akan lebih mudah diekspor ke luar negeri.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun dipastikan akan terus mendukung melalui program UMKM Bisa Ekspor.

Budi juga menjelaskan proses yang membuat 21 UMKM ini dapat memasuki empat ritel modern MAP Group.

Sebelumnya, Kemendag mengumumkan adanya program business matching dengan MAP Group, yang kemudian diikuti oleh 396 UMKM.

Setelah melalui kurasi, jumlah peserta disaring menjadi 155 UMKM, dan akhirnya terpilih 21 UMKM produk fesyen dari wilayah Jabodetabek yang berhasil menjalin kontrak dengan MAP Group.

"UMKM lokal ini harus mempunyai daya saing yang bagus. Sekarang dari 396 menjadi 21, itu kan berarti yang 21 ini memang punya daya saing yang bagus," ucap Budi.

"Kalau kita ingin bisa bersaing, kita ingin diterima pasarnya baik di dalam negeri maupun internasional, maka yang pertama adalah kita harus mempunyai daya saing," jelasnya.

Setelah melalui kurasi, jumlah peserta disaring menjadi 155 UMKM, dan akhirnya terpilih 21 UMKM produk fesyen dari wilayah Jabodetabek yang berhasil menjalin kontrak dengan MAP Group.

"UMKM lokal ini harus mempunyai daya saing yang bagus. Sekarang dari 396 menjadi 21, itu kan berarti yang 21 ini memang punya daya saing yang bagus," ucap Budi.

"Kalau kita ingin bisa bersaing, kita ingin diterima pasarnya baik di dalam negeri maupun internasional, maka yang pertama adalah kita harus mempunyai daya saing," jelasnya.

Baca Lebih Lanjut
Kemendag Bidik Nilai Ekspor UMKM Rp 306 Triliun Tahun Ini
Detik
Ramai Isu Pertamax yang Beredar saat ini Oplosan, Pertamina Tegaskan Produk Sudah sesuai Speknya
Arie Noer Rachmawati
Kemendag-BUMN Bantu UMKM Ekspor ke 33 Negara
Detik
Wakil Bupati Bekasi Dorong Produk UMKM Lokal Dijual di Living World Grand Wisata 
Wahyu Septiana
Cinta Produk Lokal, Happy Salma Getol Dukung UMKM Indonesia Makin Maju
Devi Agustiana
Bagaimana Manfaat Perdagangan Internasional Bagi Perekonomian Indonesia?
Moh. Habib Asyhad
Sosok Sani Dinar Saifuddin, Petinggi PT Kilang Pertamina Internasional Jadi Tersangka Korupsi
Tribunnews
Sosok Sani Dinar Saifuddin, Direktur Optimasi Feedstock dan Produk Tersangka Korupsi Pertamina 
Moch Krisna
Ganti Plastik Sekali Pakai! UMKM Ini Tawarkan Alternatif Berbahan Organik
Content Writer
Sosok Sani Dinar Saifuddin, Petinggi PT Kilang Pertamina Internasional Jadi Tersangka Korupsi
Suci BangunDS