SURYA.CO.ID - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan perlakuan berbeda terhadap sejumlah guru olahraga yang viral di media sosial.
Perlakuan berbeda itu diberikan kepada guru olahraga yang viral mengajarkan latihan renang di lapangan, serta guru yang mengajarkan siswanya menyetrika dan melipat pakaian.
Keduanya dihubungi langsung Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon.
Guru yang mengajarkan renang di lapangan itu berasal dari SD Negeri Pinayungan II, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Kepada Kepala SDN Pinayungan II, Mimi Martiningsih, Dedi langsung menanyakan tentang aktivitas renang di sekolahnya.
"Anak-anak ini renangnya di mana?" tanya Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (1/3/2025).
Mimi menjelaskan terdapat dua kolam renang yang biasanya menjadi tempat latihan siswanya berenang. Tiket kolam renang seharga Rp 25 ribu.
"Dalam setahun berapa kali renang itu?" tanya Dedi Mulyadi.
"Satu semester biasanya satu kali Pak, jadi setahun dua kali renang," kata Mimi.
"Kira-kira pelajaran renang anak-anak supaya bisa renang dua kali bisa renang enggak ya?" tanya Dedi sambil tertawa.
Dedi menjelaskan adanya guru yang mencoba melakukan akrobatik pendidikan dengan menampilkan anak-anak berenang di atas meja dan lantai di halaman sekolah.
Politikus Gerindra memahami tujuan dari latihan berenang itu mungkin untuk menunjukkan protes banyak orang tua yang keberatan anaknya berenang di kolam renang harus kolektif.
Ia mencontohkan orangtua siswa diminta kolektif naik angkot serta bayar tiket kolam renang.
"Tapi enggak renang cuma ngobrol-ngobrol nah ini saya coba untuk menghubungi kepala sekolah dan guru tersebut sehingga apa sih alasannya dia melakukan tindakan seperti itu karena barangkali guru adalah orang yang berpendidikan akademik belajar Logika dan belajar filsafat pendidikan," ujar Dedi.
Dedi lalu bertanya sosok guru perempuan yang viral sedang mengajarkan siswa latihan renang di halaman sekolah.
"Jadi bagaimana berenang di lapangan itu bu?" tanya Dedi.
"Begitula pak, jadi viral," kata bu guru tersebut.
Guru tersebut lalu mengaku lulusan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) saat ditanya Dedi Mulyadi.
Guru perempuan itu telah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
Ia mengaku berasal dari Pabuaran, Subang, Jawa Barat. Guru perempuan itu mengaku bingung video tersebut viral di media sosial.
Pasalnya, video itu hanya dikirim ke grup Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO)
KKGO merupakan perkumpulan guru olahraga di tingkat kecamatan atau kabupaten.
"Dikirimnya ke situ doang kenapa kok sampai nyebar gitu. Kita juga enggak tahu. Apalagi saya enggak tahu istilahnya media-media kayak gitu saya gak tahu makanya bingung gitunya. Kan simulasi doang," ujarnya.
Dedi lalu mengungkapkan bila simulasi renang itu tidak tepat maka tak perlu dilaksanakan. Ia mengatakan inti pendidikan olahraga yakni menciptakan anak yang sehat.
"Makanannya harus sehat pola hidupnya harus sehat pola lingkungannya harus sehat setiap hari berkeringat berjalan ke sekolah. Bila perlu ya di sekolah dihidupin lagi aja SKJ kalau pagi-pagi kalau zaman dulu enggak tahu sekarang senam apa Indonesia sehat," katanya.
Dedi juga mengusulkan agar dilaksanakan senam Indonesia Sehat tiga kali dalam sepekan.
Ia mencontohkan jadwal masuk sekolah pukul 07.00 WIB, maka siswa dapat menggunakan kaos bebas dari rumah.
Lalu, siswa dapat berolahraga senam pada pukul 06.30 WIB.
"Itu juga lebih kreatif ya bu ya. Yang penting dan kebersihan lingkungan kayak barusan gitu," kata Dedi.
Rejeki Nomplok Guru yang Ajarkan Setrika Siswanya
Perlakuan berbeda diberikan kepada Dede Sulaeman, guru olahraga yang viral mengajarkan murid setrika dan melipat baju di sekolah.
Setelah videonya viral, Dede Sulaeman mendapat telepon dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Tak hanya berbincang, Dedi Mulyadi juga memberikan hadiah uang tunai untuk Dede Sulaeman.
Dedi mengaku tertarik dengan sosok Dede yang mengajarkan etika dengan hal-hal sederhana, dibandingkan banyak guru yang terfokus pada aspek formal material seperti study tour maupun renang serta berbagai kegiatan yang berbau komersial.
Dede yang mengajar di SDN Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur awalnya ditanya tentang aktivitas mengajarnya.
Ternyata, guru berusia 33 tahun ini memiliki alasan khusus mengajarkan menyetrika dan melipat baju.
"Jadi kalau di dalam kurikulum yang berlaku, ada muatan pendidikan kesehatan. Salah satunya, bagaimana menjaga kebersihan pakaian. Mereka harus mengetahui bagaimana proses pakaian yang mereka pakai, dari kotor menjadi bersih. Dan mereka harus mempraktekkan dan tahu caranya," katanya dikutip dari tayangan youtube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Jumat (28/2/2025).
Disinggung tentang pelajaran renang yang banyak dimanfaatkan guru untuk komersil dengan mengkolektifkan biaya latihannya, Dede mengaku pelajaran renang kalau memungkinkan bukan menjadi materi utama.
"Meski begitu, kalau bisa dikondisikan, pelajaran bisa jadi opsi, sebagai keterampilan juga," katanya.
Apalagi, di daerahnya kolam renang cukup mudah ditemui di vila-vila terdekat, dengan biaya masuk hanya Rp 2 ribu per anak, dan itu mereka datang sendiri-sendiri.
Dedi lalu menanyakan keseharian Dede yang ternyata tinggal di rumah dinas, perumahan guru SD setempat.
Dede mengaku sejak 2023 sudah diangkat menjadi guru PPPK dengan gaji dan tunjangan per bulan sekitar Rp 4,1 juta.
Karena di sekolah itu hanya ada satu guru olahraga, maka Dede mengajar semua kelas di sekolah tersebut.
Dedi juga menanyakan kondisi toilet di sekolah tersebut, yang ternyata ada 4 toilet bersih, dan 2 toilet lama.
"Kalau di setiap kelas ada toilet, apakah cukup?," tanya Dedi.
Dede mengaku tidak bisa karena lahan sekolahnya yang sangat terbatas. Bahkan akses masuk ke sekolah tidak bisa dilalui motor dan mobil.
Jika ingin membuat toilet, maka bisa membelakangi toilet lama yang sudah ada.
Mendapat cerita itu, Dedi langsung menyanggupi akan memberikan bantuan Rp 25 juta untuk pembuatan toilet di sekolah.
Mendengar hal itu, Dede langsung mengucap syukur.
"Alhamdulillah, terimakasih bapak," ucapnya.
"Tapi dengan catatan sekolahnya harus bersih ya," kata Dedi.
"Siap bapak, InsyaAllah, kami selalu mengutamakan kebersihan," sahut Dede.
Tak hanya ke sekolah, Dedi Mulyadi juga memberikan hadiah untuk Dede.
"Saya nanti kasih ke bapak guru DP rumah Rp 10 juta," ucap Dedi.
Medengar hal itu, Dede langsung mengucap syukur.
"Alhamdulillah, hatur nuhun bapak," sahutnya.
"Saya senang dengan guru-guru yang inovatif, bukan guru-guru yang cengeng," katanya.
Ernawati, Kepala SDN Cinyawar yang ada di tempat itu, lalu menyahut dengan mengucap terimakasih sambil mendoakan Dedi.
Mendapat ucapan terimakasih yang tulus dari kepala sekolah, Dedi lalu menambahkan bantuannya menjadi Rp 30 juta.
Hal ini disambut haru kepala sekolah dan para guru yang ada di ruangan tersebut.