TRIBUNJATENG.COM - Media sosial Tiktok saat ini sedang viral lagu dengan lirik Tob Tobi Tob Tobali.
Banyak konten kreator dan warganet yang menyanyikan lirik tersebut.
Tob Tobi Tob Tobali merupakan penggalan lirik dari syair berjudul "Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli.
Yaitu sebuah puisi Arab klasik yang ditulis oleh Al-Asma'i, seorang penyair dan ahli Bahasa Arab terkenal di abad ke-8.
Syair Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli penuh dengan metafora, aliterasi dan permainan bunyi yang sangat sulit.
Syair ini mengisahkan tentang kisah cinta penuh gairah yang disampaikan dengan metafora alam.
Berikut ini lirik dan terjemahan dari syair Sawt Al-Safiri Al-Bulbuli.
Sawt sufayr albulbal hij qalbi althamaliu
Suara kicauan burung bulbul menggetarkan hatiku yang mabuk cinta
Alma' walzuhr maean mae zahr lihazi almaqli
Air dan bunga bersama dengan keindahan yang tak tertandingi)
Wa'ant ya siadli wasidi wamulili
Dan engkau, wahai tuanku, junjunganku, dan penguasa hatiku
Fakam fakum taymali ghazil eaqiqali
Begitu besar pesona cintamu yang menawan hatiku
Qatafath min wajnat man lathim ward alkhajali
Aku memetik dari pipinya mawar yang tersipu malu
Faqal la la la la la faqad ghadan muharuili
Walkhud malt taraban man faeal hadh alrajlii
Pipi itu berseri bahagia, siapa yang membuatnya demikian?
Fulult wwlult wli wali ya wylli
Aku berkata, "Oh, celaka! Oh, nasib malangku!"
Faqult la tululi wabini alluwluly
Aku berkata, “Jangan menyiksaku, berikanlah mutiara hatimu kepadaku”
Qalat lah hin kadha 'iinhid wujid bialnaqlii
Dia berkata, "Jika begitu, angkatlah dan bawalah dengan kelembutan"
Wafatiat suqunani qahwat kaleuslalii
Aku mencicipi kopi di pasar seperti madu yang manis
Shamamtuha bi'anfi 'azkaa min alqaranafilii
Aku menghirup aromanya, lebih harum dari cengkeh
Fi wasat bustan huliyin bialzahr walsurur li
Di tengah taman yang indah, penuh bunga dan kebahagiaan
Waleud dindan din li waltabl tabtab tabaliun
Kecapi berbunyi 'dindan din', dan genderang berdetak 'tabtab tab'
Tab tabtab tibi tabtab tib tabtab tabtab li
Tak, tak, tak, dentuman musik menyenangkanku
Walsaqf saqu saqi siqi li walraqs qad tab 'iilaya
Atap bergema, dan tarian membuatku bahagia
Shawaa shiwaa washahshi ealaa waraq sifarijali
Suara merdu terdengar di antara dedaunan pohon pir
Wagharad alqamar bisayh wala yanfi manayiy
Bulan bersinar terang, tak menghapus impian-impian indahku
Walaw tarani rakiban ealaa himar 'ahzal
Yamshi ealaa thalathat kamishyat alearinjali
Berjalan dengan tiga kaki seperti pincangnya seseorang
Walnaas tarjam jamali fi alsuwq bialqalaqalali
Orang-orang mengomentari keindahanku di pasar dengan kehebohan
Walkulu kaeakae kaeakae khalfi wamin huaylli
Semuanya berceloteh, "keak keak," di belakangku dan di sekelilingku
Lakin mashit hariban min khashyat aleaqanqali
Tapi aku berjalan pergi, melarikan diri dari rasa malu
'Iilaa liqa' malik muezam mubjiliun
Untuk menemui seorang raja agung yang terhormat
Yamuruni bikhaleat hamra' kaldam damali
Yang memberiku jubah merah seperti warna darah
'Ajar fiha mashya mubghadudan lildhiyli
Aku berjalan dengan penuh keanggunan, membiarkan ujungnya berkibar
'Ana al'adib al'almaeiu man hayi 'ard almusli
Aku adalah penyair cerdas dari tanah Arab
Nazamt qatean zakhraft yaejaz eanha al'adbaliu
Aku merangkai syair indah yang membuat para pujangga terkesima
'Aqul fi matlaeiha sawt sufayr albalbalii
Aku berkata dalam pembukaannya, “Suara kicauan burung bulbul…”
(*)