Ilmuwan meneliti sisa-sisa jasad seorang pria yang terawetkan oleh material dari letusan gunung berapi. Yang menarik, otak pria ini diduga telah berubah menjadi kaca ketika ia terbunuh hampir 2.000 tahun lalu dalam letusan Gunung Vesuvius di wilayah yang kini menjadi Italia.
Temuan baru ini, yang diterbitkan pada Kamis (27/2) di jurnal Scientific Reports, menjelaskan apa yang diduga sebagai jaringan otak yang membatu, yang terbentuk akibat paparan perubahan suhu yang cepat.
Para ilmuwan telah menentukan dari sampel sumsum tulang belakang dan tengkorak bahwa korban, yang ditemukan tertelungkup di tempat tidur yang terkubur di bawah abu vulkanik di Herculaneum, terkena suhu melebihi 510°C, diikuti dengan pendinginan cepat.
Proses ini, yang dikenal sebagai vitrifikasi, mengubah jaringan otaknya menjadi zat hitam seperti kaca, sebuah fenomena langka dalam bahan organik.
"Proses transformasi sesuatu yang cair menjadi kaca adalah pendinginan cepat, bukan pemanasan cepat," kata ahli vulkanologi Guido Giordano dikutip dari CNN.
Sementara aliran piroklastik dari Vesuvius hanya mencapai 465°C, para peneliti meyakini awan abu yang sangat panas, yang mampu menghilang dengan cepat, menciptakan kondisi unik yang diperlukan untuk vitrifikasi.
Tengkorak dan tulang belakang korban kemungkinan melindungi otak dari kerusakan total, sehingga memungkinkan kaca terbentuk.
Untuk mencapai temuan tersebut, Giordano dan rekan-rekannya secara sistematis mendinginkan dan memanaskan pecahan kaca yang diambil dari dalam tengkorak dan tulang belakang untuk memahami suhu ekstrem yang menyebabkan fenomena tersebut.
"Awan abu pada dasarnya langsung membunuh orang-orang, karena mereka diselimuti awan yang suhunya mungkin sekitar 510 bahkan mungkin 600 derajat Celcius," tambahnya.
Tetapi tidak semua ilmuwan menyetujui hasil penelitian tersebut. Menurut CNN, antropolog forensik Alexandra Morton-Hayward menyebut vitrifikasi jaringan lunak sangat tidak mungkin.
Morton-Hayward, seorang peneliti di Oxford University yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menambahkan bahwa dia tidak yakin bahwa zat seperti kaca itu adalah jaringan otak.
Morton-Hayward telah menyusun arsip informasi unik tentang 4.405 otak yang digali oleh para arkeolog, menurut laporan tersebut.