Wakiyem atau Mbok Yem, pemilik satu-satunya warung di sekitar kawasan puncak Gunung Lawu turun dari gurung karena sakit. Biasanya Mbok Yem turun dari Gunung Lawu saat bulan puasa menjelang Lebaran. Namun, karena kondisinya sakit, Mbok Yem kini turun lebih awal.
Mbok Yem turun dari gunung pada Selasa (4/3). Dia turun dengan cara ditandu oleh enam orang secara bergantian. Mbok Yem kemudian dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo.
"Turun gunung setahun 2 kali, karena usia sekarang setahun sekali tiap mau hari raya. Tapi, karena kondisi lemah, wonge manut (Mbok Yem nurut)," tutur humas RSU Aisyiyah, Muh. Arbain kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).
"Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia," katanya.
Meski begitu, Bain menilai kondisi Mbok Yem saat ini sudah mulai membaik. Dia turut berharap Mbok Yem bisa segera pulih.
Bain menambahkan saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik. Wanita 82 tahun itu sudah mau makan banyak. Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak nafas.
Berdasar cerita anak Mbok Yem, Bain menyebut jika bukan karena sakit Mbok Yem tak akan mau turun. Mbok Yem dinilai telah memiliki keterikatan dengan Gunung Lawu.
"Mungkin karena jiwanya sudah menyatu dengan alam seperti Mbah Marijan almarhum ya, punya keyakinan sendiri," ujar Bain.
Salah satu pendamping saat Mbok Yem turun gunung, Esa Adi Prasetya, menyebut Mbok Yem ditandu dari warungnya, Hargodalem Gunung Lawu via Cemorosewu sejak pukul 08.00 WIB dan tiba di basecamp Cemorosewu pukul 11.00 WIB.
"Saya kemarin ikut sebagai pendamping. Selain pendamping ada relawan kemarin ada 2 orang kak dari PGL. Untuk perjalanan turun Mbok Yem didampingi 6 orang," kata Esa.
Dia menyebut saat itu Mbok Yem sudah merasa lemas. Selain itu dia juga menyebut Mbok Yem mengalami pembengkakan kaki yang diduga karena asam urat.
"Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun, dan akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan," imbuh Esa.
Meski Mbok Yem menjalani perawatan di rumah sakit, warungnya tetap buka seperti biasa. Karena ada dua orang tenaga kerja yang biasa membantu Mbok Yem berjualan.
"Tetap buka ada 2 orang, yang biasanya bantu Mbok Yem berjualan di atas setiap harinya," pungkas Esa.