Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Daliman (47) sudah ikhlas tak akan menuntut siapapun untuk bertanggung jawab atas meninggalnya putranya, Agil Tri Nugroho (16).
Agil Tri Nugroho meninggal dunia di rumah sakit, Rabu (5/3/2025), setelah latihan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Jawa Tengah Cabor Taekwondo.
Meninggalnya Agil ini pun viral di media sosial.
Warganet menduga Agil meninggal dunia karena beratnya latihan.
Di tengah puasa, atlet masih diberikan materi latihan yang berat.
Keluarga di Dukuh Banarjo, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali tak mengetahui jika meninggalnya Agil menjadi perbincangan di media sosial.
Keluarga hanya mengetahui Agil meninggal dunia karena dehidrasi.
"Dehidrasi. Diagnosa dari rumah sakit," kata Erika keluarga Agil, mengulang penjelasan penyebab meninggalnya salah satu keponakannya ini, Sabtu (8/3/2025).
Dia menduga dehidrasi tersebut karena berpuasa.
"Ya pasti kan puasa. Ya otomatis panas kondisinya," tambahnya.
Menurut keterangan dari pihak pelatih, keponakannya ini jatuh saat latihan berakhir.
Agil yang pingsan sempat mendapatkan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) sebelum akhirnya larikan ke rumah sakit.
Agil kemudian menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Tak ada tanda-tanda sakit dari Agil sebelum pingsan kemudian dinyatakan wafat.
"Ga. Anaknya sehat. Karena semua atlet sebelum masuk ada screening awal yang ketat," tambah Erika.
Daliman ayah Agil mengaku ikhlas ditinggalkan selama-lama oleh putra bungsunya ini.
Padahal beberapa jam sebelum mendapatkan kabar duka, sang putra masih meminta kiriman pulsa.
"Minta pulsa. Ga ngomong apa-apa," kata Daliman.
Dia menyebut putranya enjoy menjalani latihan di Semarang.
Agil pun tak pernah mengeluh.
"Di sana enjoy, banyak temen, pelatih juga seneng. Ga ada apa-apa," ujarnya.
Daliman pun menerima kepergian Agil sebagai takdir.
"Takdirnya Allah sampai segitunya saja. Diterima dengan ikhlas," pungkasnya.
(*)