TRIBUNSOLO.COM - Jika melewati kawasan Pasar Gede dan Balai Kota Solo, pasti kalian akan melewati tugu satu ini.

Namun tak semua masyarakat setempat tahu nama apalagi sejarah dari tugu yang memiliki tinggi 3 meter ini.

Tugu yang terletak di depan Balai Kota Surakarta ini merupakan bangunan cagar budaya, bernama Tugu Pamandengan.

Bentuknya segiempat, mengerucut ke atas dengan empat lentera mengarah ke segala arah.

Berdasarkan pemberitaan TribunSolo.com 2016 silam, tugu ini dijadikan ikon baru Kota Solo sebagai titik nol kilometer Kota Solo.

Kala itu, Kpala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Surakarta, Endah Sitaresmi, mengatakan rencana renovasi Tugu Pemandengan agar lebih menarik.

Tugu Pemandengan memang belum banyak dikenal oleh masyarakat, padahal memiliki nilai historis yang sangat tinggi.

"Dulu ini menjadi titik fokus pandangan raja untuk memusatkan pikiran ketika akan mengambil keputusan," kata Sita, panggilan akrabnya, Senin (18/7/2016).

Tugu Pemandengan diharapkan dapat memperkuat tiga titik sentral Kota Solo lainnya, yakni Keraton Kasunanan Surakarta, Benteng Vastenburg, dan Pasar Gede Hardjonagoro.

Sejarah Tugu Pamandengan

Tugu Pamandengan diperkirakan peninggalan antara Pakubuwana VI hingga Pakubuwana X.

Tugu ini menjadi titik kosmologi perkotaan pada zamannya.

Tugu Pamandengan berfungsi sebagai titik fokus pandangan Sri Susuhunan ketika bermeditasi di Siti Inggil, untuk memusatkan pikiran dan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi oleh rakyat pada zamannya.

Tugu ini juga difungsikan sebagai titik fokus pandangan batin Sri Sunan Pakoe Boewono kepada Allah SWT ketika beliau duduk (lenggah Siniwoko) di sebuah tempat yang ditinggikan pada Bangsal Pagelaran Sasana Sumewa.

Selain menjadi titik fokus Sri Sunan ketika bermeditasi tugu ini juga berfungsi sebagai penanda nol kilometer Kota Surakarta.

Tugu Pamandengan merupakan titik kosmologi budaya Jawa.

Dari tata letaknya bisa terlihat, ada Pasar Gede di sebelah timur sebagai simbol sifat duniawi yang terkait dengan hal ekonomis.

Ada Masjid Agung di sebelah barat sebagai simbol untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Ada poros Tugu Pamandengan sebagai simbol visi raja yang luas.i

Tugu Pamandengan selain menjadi Benda Cagar Budaya, sekaligus menjadi salah satu ikon dari Kota Surakarta.

(*)

 

Baca Lebih Lanjut
Kisah Warga Jagalan Solo, Hampir Gagal Nikah Ditipu WO, H-1 Belum Ada Pelunasan Katering dan Gedung
Putradi Pamungkas
Awal Mula Warga Solo Kena Tipu Wedding Organizer, Sudah Bayar Lunas Tapi Uang Malah Dibawa Kabur
Putradi Pamungkas
Apa Itu Thorium, Sumber Energi 'Tak Terbatas' China yang Menghebohkan
Detik
Diduga Kondisi Bangunan Sudah Tua, Masjid Baiturrahman di Pulau Raas Sumenep Ambruk
Januar
Waspada, Jalan Solo-Jogja di Klaten Banyak yang Berlubang
Putradi Pamungkas
CEK, Jadwal KRL Jogja Solo Kereta Sore Hingga Malam Hari Ini Senin 10 Maret 2025 dari Stasiun Tugu
Yudha Kristiawan
Lamar Raissa Ramadhani di Jepang, Arbani Yasiz: Sudah Nyaman Sudah Cocok, Mau Apa Lagi
Naufal Hanif Putra Aji
Ini Mitos yang Bikin Pohon Berkaki 8 di Majalengka Hampir Punah
Detik
Sudah Overload, PLTSa Putri Cempo Solo Masih Belum Mampu Optimal Hasilkan Listrik
Putradi Pamungkas
Kebakaran Hotel Grand HAP Solo, Kondisi Hotel yang Berlorong Bikin Asap Mengepul di Sejumlah Lantai
Naufal Hanif Putra Aji