TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 148 Kurikulum Merdeka.

Pada soal Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 148, siswa diminta untuk memahami emosi tokoh dalam buku bergambar

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 148 Kurikulum Merdeka, terdapat pada buku "Bahasa Indonesia" kelas VII SMP/MTs Kurikulum Merdeka karangan Rakhma Subarna, dkk. terbitan Kemdikbudristek tahun 2021.

Sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 7 halaman 148, siswa diharapkan dapat terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.

Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 148

Diskusikan pertanyaan berikut ini dengan teman kalian!

1. Siapakah Itam dan U pada cerita di atas?

Jawaban: Itam adalah seorang anak laki-laki, U adalah pohon kelapa.

2.Bencana apakah yang dialami Itam pada cerita ini?

Jawaban: Tsunami.

3. Pada bab berapa bencana ini dikisahkan?

Jawaban: Bab 1.

4."Tidak, Itam tidak merasa baik-baik saja. Dia mengelak dari pelukan Cik Lam." Ini adalah salah satu kalimat pada Bab 2. Mengapa Itam merasa demikian?

Jawaban: Ia merasa sangat ketakutan.

5. Perasaan Itam berubah sepanjang cerita. Jelaskan perasaan Itam pada setiap bab dan tuliskan ulang kalimat yang mendukung pendapatmu tersebut. Bab 1 telah dikerjakan untuk kalian sebagai contoh.

Jawaban:

Tabel 5.2 Memahami Emosi Tokoh dalam Buku Bergambar

Bab 1

  • Perasaan Itam: Takut, panik, kesepian.
  • Kalimat yang menunjukkan: Dari atas yang terlihat hanya air dan air. Tidak ada Micel, tidak ada siapa pun. Kini hanya ada dia dan U, pohon kelapa itu.

Bab 2

  • Perasaan Itam: Marah
  • Kalimat yang menunjukkan: “Tidak! Aku tak mau menyerah! Aku tak mau pulang bersama Cik Lam.” Itam berteriak dan berlari menjauh. Dia berlari menuju pantai.

Bab 3

  • Perasaan Itam: Sedih, iba
  • Kalimat yang menunjukkan: Cik Lam tampak berusaha tetap tersenyum. Itam mengamati Cik Lam yang kini diam terus memperbaiki jala. Perlahan Itam mendekati Cik Lam dan meraih ujung jala. “Aku boleh bantu, Cik Lam?” tanya Itam.

Bab 4

  • Perasaan Itam: Rindu
  • Kalimat yang menunjukkan: Itam menahan napas. Itu pasti Micel! Micel sudah pulang! “MICEEEEEL!” Itam berteriak memanggil.

Bab 5

  • Perasaan Itam: Bersemangat
  • Kalimat yang menunjukkan: “Inilah dia, seribu gasing kejutan!” sorak Itam.

Bab 6

  • Perasaan Itam: Bangga, bahagia
  • Kalimat yang menunjukkan: Keesokan harinya, dengan sebuah tas besar Itam membawa semua gasing itu ke rumah pengungsian. “Ini untuk kalian,” ujar Itam sambil menuangkan isi tas.

Bab 7

  • Perasaan Itam: Sedih, lega
  • Kalimat yang menunjukkan: Itam memeluk pohon itu. “Aku mungkin tidak akan datang menemuimu setiap hari sekarang, U. Aku mungkin sibuk dengan hal-hal lain.”

*) Disclaimer:

  • Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar anak.
  • Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Ifan)

Baca Lebih Lanjut
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 131 Kurikulum Merdeka: Tabel 4.10, Rancangan Berita
Suci BangunDS
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 163 Kurikulum Merdeka: Tabel 5.6.
Isvara Savitri
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 159 Kurikulum Merdeka, Berlatih: Majas dalam Puisi
Febri Prasetyo
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 137 Kurikulum Merdeka: Buku Fiksi dan Nonfiksi
Suci BangunDS
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 138 Kurikulum Merdeka, Worksheet 3.28 dan 3.29
Bobby Wiratama
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 137 Kurikulum Merdeka, Worksheet 3.27, Chapter 3
Suci BangunDS
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MT Kurikulum Merdeka Halaman 111 Kegiatan 2: Jelajah Kata
Rahmadhani
Kunci Jawaban Soal Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 175 Kurikulum Merdeka
Novaldi Hibaturrahman
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 Halaman 167 Kurikulum Merdeka: Poster
Wahyu Gilang Putranto
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Halaman 154 dan 155: Pamflet Drama
Rifatun Nadhiroh