Warga kembali memprotes aroma busuk yang berasal dari proses pemusnahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara (Jakut). Keluhan hadir dari warga yang tinggal di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim).

"Kami terdiri atas 18 RT dan ada 20 klaster atau sekitar 25.000 kartu keluarga (KK) sangat terdampak bau busuk dari proses yang ada di bangunan tersebut," kata pengurus RT 18 RW 14 di perumahan JGC, Wahyu Andre Maryono, dilansir Antara, Selasa (18/3/2025).

Ia mengatakan dari 20 klaster, ada 9 klaster yang paling terdampak dari bau busuk yang berasal dari RDF Rorotan. Dia menyebutkan sembilan klaster tersebut di antaranya kluster Shinano, Mahakam, Savoy, La Seine, Yarra, South Thames, North Thames, South Mississippi, dan North Mississippi.

"Kalau sisanya kadang cium, kadang enggak, tergantung arah mata angin," kata Andre yang tinggal di klaster Shinano.

Selain mencium bau busuk sampah, warga di sembilan klaster itu kerap melihat asap hitam pekat dari RDF Rorotan dan sering menemukan serpihan kertas hasil pembakaran di RDF Rorotan.

"Jarak Perumahan JGC ke RDF Rorotan hanya sekitar 800 meter, bukan hanya JGC, perkampungan di belakang perumahan juga terdampak," kata dia.

Kemudian, di wilayah Rorotan juga banyak warga yang mengeluhkan bau tak sedap dari RDF Rorotan.

Andre selaku pengurus RT juga mendapatkan surat dari anak bernama Kefas (5) yang memprotes bau sampah dari RDF Rorotan. Anak tersebut sampai tidak doyan makan karena aroma sampah yang menyengat hingga masuk ke dalam rumahnya.

"Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas enggak doyan makan," kata yang tertulis di surat tersebut.

Kemudian, ia juga meminta agar tempat sampah RDF Rorotan tak berada di dekat rumahnya lagi.

"Tempat sampah jangan di situ, buang jauh-jauh. Terima kasih, dari Kefas," sambung surat itu.

Surat itu ditulis menggunakan pensil di secarik kertas buku tulis. Surat itu difoto oleh orang tua Kefas dan dikirim ke Wahyu sebagai ketua RT setempat.

Kejadian Sebelumnya

Keluhan warga terhadap aroma busuk dari RDF Rorotan juga sempat terjadi bulan lalu. Saat itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Asep Kuswanto mengatakan bau tak sedap di RDF Rorotan disebabkan beberapa faktor.

Faktor tersebut antara lain deodorizer yang belum berfungsi dengan baik. Kemudian pengolahan limbah cair yang masih kurang maksimal serta cerobong yang perlu diperbaiki.

"Belum berfungsinya deodorizer, kemudian pengolahan wastewater treatment-nya. Juga untuk mereduksi bau dan asap dari cerobong," kata Asep kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/2).

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Asep Kuswanto buka suara soal Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, yang menimbulkan bau tak sedap. Asep menjelaskan masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut antara lain deodorizer yang belum berfungsi dengan baik. Kemudian pengolahan limbah cair yang masih kurang maksimal serta cerobong yang perlu diperbaiki.

"Belum berfungsinya deodorizer, kemudian pengolahan wastewater treatment-nya. Juga untuk mereduksi bau dan asap dari cerobong," kata Asep kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/2).

Asep menekankan perbaikan terus dilakukan oleh pihak pelaksana proyek. Ia memastikan RDF berjalan sesuai fungsinya dan tidak mengganggu warga sekitar.

Tentang RDF Rorotan

RDF Plant Jakarta di Rorotan dapat menghasilkan produk Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar serpihan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti batu bara pada industri semen.

Dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 2.500 ton sampah per hari, fasilitas tersebut mampu menghasilkan bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari.

Adapun residu dari hasil pengolahan sampah ini berbentuk kepingan-kepingan kaleng, kayu, dan lain sebagainya yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.


Baca Lebih Lanjut
Tinjauan Ilmiah Puasa Ramadan dan Nafsu Makan
Timesindonesia
Pengakuan Wanita Bandung Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Punya Kebiasaan Ini
Detik
Awal Mula Wanita Ini Kena Penyakit Ginjal Kronis, Gejalanya Terlihat dari Urine
Detik
Rumah Makan Nunung di Solo Kini Sepi Pembeli, Raffi Ahmad Sebut Modal Darinya Tak Perlu Dikembalikan
Hanang Yuwono
Daftar Kontroversi Tasyi Athasyia soal Review Makanan, Bika Ambon hingga Mie Goreng Bau Kalajengking
Dika Pradana
Viral Wanita Bandung Usia 38 Kena Gagal Ginjal Kronis Stadium 5, Begini Awal Mulanya
Detik
Makan Sampai Piring Bersih Disebut Norak, Jadi Kontroversi
Detik
Kejadian Lagi! Turis China Kabur dari Resto BBQ Tanpa Bayar
Detik
Sosok Cosplayer Terkenal Tak Makan 2 Hari hingga Tewas, Sempat Curhat Dirinya 'di Ambang Kematian'
Hefty Suud
Selalu Bawa Alat Makan Sendiri Saat di Restoran, Marcella Zalianty Diledek Anak OCD
Dian Anditya Mutiara