Empat Area yang Berpotensi Mempercepat Pencapaian Visi Indonesia Emas: Oliver WymanAntaranews | Kamis, 21 November 2024 10:23 WIB
Investor asing kembali menangkap berbagai peluang di Indonesia: Pada Triwulan I-2024, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 401,5 triliun (sekitar US$ 24,7 miliar) menurut Bank Indonesia--naik sebesar 22,1% dari triwulan sebelumnya.[1] Sektor-sektor penting, seperti manufaktur, pertambangan, telekomunikasi, dan transportasi terus menjadi kontributor terbesar terhadap kenaikan angka realisasi investasi. Sementara, industri makanan dan minuman juga tampil sebagai kontributor signifikan.
Sumber daya alam sebagai daya saing nasional, serta manfaat dari Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS): Berkat posisi strategis dan kapasitas penyimpanan CO2 yang memadai, Indonesia menjadi lokasi ideal untuk pengembangan rantai nilai industri terpadu CCUS. Nilai pasar CCUS di Indonesia, khususnya yang berasal dari perindustrian, termasuk baja dan semen, berpotensi mencapai US$ 1,8 hingga US$ 2,7 miliar per tahun pada 2050. Jika pasar CO2 di dalam dan luar negeri digabungkan, nilai pasar total CCUS di Indonesia dapat mencapai US$ 2,3 miliar hingga US$ 3,2 miliar per tahun pada 2050.
Pencapaian target nol emisi karbon: Langkah berikutnya mencakup prioritas energi terbarukan untuk seluruh kapasitas baru, investasi infrastruktur transmisi dan distribusi, serta penyimpanan energi terbarukan, menerapkan praktik off-balance sheet demi menurunkan biaya pembiayaan, serta memberikan kepastian bagi investor melalui penetapan target dalam seluruh sistem.
Indonesia membutuhkan strategi AI: Arus investasi asing dalam bidang AI di Indonesia tercatat US$ 1,9 miliar[2]. Namun, Indonesia masih belum memiliki strategi kelembagaan yang menaungi inovasi. Maka, Indonesia harus memilih praktik terbaik yang dapat ditiru dari negara-negara lain, memilih industri yang paling siap memanfaatkan AI, serta menjalankan pendekatan yang tepat sasaran dan berjenjang dalam tahap implementasinya.