Di musim penghujan, kasus demam berdarah dengue (DBD) terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data Kemenkes, sampai dengan minggu ke-43 tahun 2024, tercatat 210.644 kasus dengue dengan 1.239 kematian di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi.
Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr Fadjar SM Silalahi, mengungkapkan kasus DBD akan muncul di sepanjang tahun dan bukan hanya muncul di musim penghujan saja.
"Tapi memang di musim penghujan ini kasusnya meningkat. Bisa dibilang tiap hari ada kasus, setiap hari ada yang meninggal. Dan kasus di kita memang cukup tinggi," ungkap Fadjar saat ditemui di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Fadjar mengatakan masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk bisa mengatasi permasalahan DBD ini, salah satunya pencegahan yang dilakukan masyarakat.
Menurutnya, masalah DBD ini menjadi bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan. Tetapi, masyarakat juga dapat membantu mencegah DBD dengan melakukan berbagai pencegahan.
"Masalah DBD itu bukan semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, itu butuh peran kita semua, di rumah kita masing-masing. Yang sering terjadi sekarang adalah masyarakat beranggapan kalau pemberantasan sarang nyamuk itu urusan kader yang periksa jentik nyamuk," jelas Fadjar.
"Namun, kita harus berpikir bahwa penyakit ini mengancam kita semua dan butuh kesadaran masing-masing untuk mencegah pengembang biakan nyamuk aedes aegypti," sambungnya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat, meliputi:
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD adalah dengan vaksin dengue. Menurut Fadjar, vaksin dapat melindungi tubuh dari empat stereotype dengue, yakni DENV1, DENV2, DENV3, DENV4.
Ia menjelaskan saat seseorang terkena virus dengue sebanyak 80 persen asimtomatis atau tidak bergejala. Jika seseorang terkena DBD untuk kedua kalinya dengan stereotype atau varian dengue yang berbeda, gejala bisa lebih fatal.
"Sekitar 80 persen kasus DBD itu tidak menimbulkan gejala. Dan dengue ini virus, jadi kalau sudah sembuh ya virusnya hilang," kata Fadjar.
"Tapi, jika seseorang terinfeksi kedua kalinya, biasanya menimbulkan reaksi berat. Bahkan bisa menyebabkan kematian," lanjut dia.
Maka dari itu, penggunaan vaksin dengue ini ditujukan untuk menjaga seseorang dari infeksi dengue yang kedua dan seterusnya yang dapat lebih berbahaya.
"Maka dari itu, kita memerlukan proteksi yang lebih baik lagi, misalnya dengan vaksin dengue. Ini dapat memberikan proteksi dari empat stereotype tersebut," pungkasnya.
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.